Page 462 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 462
CATATAN
KEGAGALAN BAB XXI
JOKOWI
(4)
POLITIK IDENTITAS MENGUAT
KARENA NEGARA ABAI
TERHADAP KEADILAN SOSIAL
I penghujung tahun 2017, saya ingin memberikan refleksi
atas kehidupan politik dalam satu tahun terakhir. Menurut
saya, ada beberapa kata kunci yang telah meramaikan jagat
politik Indonesia sepanjang 2017, yaitu hoax, SARA, toleransi,
Dpolitik identitas, dan UU Ormas. Semuanya bukanlah isu
yang menyenangkan.
Wajah dunia politik kita sepanjang tahun 2017 sepertinya sangat
dipengaruhi oleh wajah Pilkada DKI. Hampir seluruh isu yang mewarnai
Pilkada DKI, mulai dari isu SARA, politik identitas, atau isu hoax, yang
oleh para pengamat di-framing sebagai kebangkitan populisme kanan,
kemudian bergema secara nasional.
Sebagai bangsa majemuk, bangkitnya wacana politik identitas
memang pantas membuat kita berkaca diri. Politik identitas erat kaitanya
dengan proses aksi reaksi di lingkungan masyarakat. Mengeksploitasi
kekhawatiran sangatlah tak berguna. Kita mesti bertanya, apa yang telah
membuat politik identitas seolah kembali bangkit belakangan ini?!
Sejak awal saya berpandangan jika perbenturan keras yang terjadi
selama periode kampanye Pilkada DKI kemarin terlalu gegabah jika hanya
didudukkan semata sebagai persoalan “sektarian versus kebhinekaan.
Meminjam analisisnya Inglehart dan Norris, populisme biasanya
berkembang karena dua faktor, yaitu kesenjangan ekonomi dan terjadinya
benturan kebudayaan.
Itu sebabnya saya berpandangan jika bangkitnya politik identitas
yang terjadi belakangan ini tak berangkat dari tergerusnya komitmen
masyarakat terhadap kebhinekaan, tetapi karena dipancing oleh
meningkatnya ketidakadilan sosial. Jangan lupa, indeks ketimpangan
CATATAN-CATATAN KRITIS 489
DARI SENAYAN