Page 469 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 469
Dr. Fadli Zon, M.Sc
(6)
JOKOWINOMICS
BERADA DI AMBANG KEGAGALAN
S EPANJANG tahun 2017 perekonomian Indonesia banyak
dipenuhi kabar murung. Hal itu tak lepas dari strategi
pembangunan pemerintah yang tak jelas. Demikian kesimpulan
saya dalam refleksi akhir tahun di bidang ekonomi.
Saya melihat dari awal pemerintah sepertinya memang
tak punya konsep yang jelas dalam pembangunan. Ini bisa kita lihat dari
jargon yang dibangun. Saat naik, pemerintah mengusung jargon Revolusi
Mental, seolah itu akan jadi ‘blue print’ kerja selama lima tahun. Tapi
kemudian mereka bangun ternyata adalah infrastruktur fisik. Jadi, antara
wacana yang diproduksi dengan praktik yang dikerjakan tidak nyambung.
Semula saya mengira Revolusi Mental itu akan jadi sejenis gagasan
“people centered development”-nya David Korten. Gagasan itu adalah kritik
terhadap konsep pembangunan ekonomi yang berorientasi mengejar
pertumbuhan dengan mengabaikan aspek pembangunan manusia dan
lingkungan. Tapi dugaan itu ternyata keliru. Pemerintah sendiri kini
bahkan tak pernah menyebut lagi jargon Revolusi Mental tersebut.
Inkonsistensi juga bisa kita lihat dari jargon pembangunan maritim.
Mau mengembalikan kejayaan ekonomi maritim tapi kok yang dibangun
adalah jalan tol di darat?! Lebih anehnya lagi, pemerintah kemudian malah
hendak melepas pengelolaan 20 pelabuhan ke pihak swasta.
Di sisi lain, penggunaan dana publik untuk membangun jalan tol
adalah hal yang sungguh ironis, karena kemudian publik tetap harus
membayar mahal untuk menggunakannya. Lihat saja ruas tol Bekasi-
Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang kemarin diresmikan Presiden,
tarifnya mencapai Rp14 ribu untuk panjang 12 km. Jadi, masyarakat harus
membayar lebih dari seribu rupiah per kilometernya.
Selain tarif, pengelolaan jalan tol di Indonesia juga ganjil, karena
496 KATA FADLI