Page 474 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 474
CATATAN
KEGAGALAN BAB XXI
JOKOWI
(7)
INDIKATOR KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN BUKANLAH JALAN TOL
EPANJANG tahun 2017 pemerintahan Joko Widodo masih
saja fokus mengejar pembangunan infrastruktur, namun abai
memperhatikan nasib petani dan nelayan yang menggeluti
sektor primer, yaitu pertanian dan perikanan. Demikian
Scatatan kesimpulan saya sebagai Ketua Umum Dewan
Pimpinan Nasional (DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)
dalam menilai pembangunan pertanian sepanjang tahun 2017 ini.
Nilai Tukar Petani (NTP) sepanjang tahun 2017 saya catat stagnan.
Bahkan, NTP subsektor tanaman pangan dan subsektor perkebunan
angkanya di bawah 100, menunjukkan hasil yang diperoleh petani dari
kedua subsektor itu tak impas dengan biaya hidup mereka. Artinya, karena
di bawah titik impas, mereka tentunya masih jauh di bawah garis sejahtera.
Kesimpulan itu terkonfirmasi oleh data kemiskinan yang dirilis BPS
(Badan Pusat Statistik). Pada Maret 2017, dilaporkan jumlah penduduk
miskin mencapai 27,77 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 61,57 persen, atau
sekitar 17,10 juta jiwa di antaranya, ternyata berada di pedesaan. Sejak
tahun 2000, tingkat kemiskinan di desa memang selalu lebih tinggi dari
perkotaan. Ini menunjukkan buruknya kehidupan petani. Mereka menjadi
penyumbang terbesar angka kemiskinan nasional.
Lebih parah lagi, dalam satu tahun terakhir kemiskinan mereka juga
kian memburuk. Pada periode September 2016 hingga Maret 2017, indeks
kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan tercatat mengalami
kenaikan. Indeks kedalaman kemiskinan pada September 2016 adalah 1,74.
Pada pada Maret 2017, angkanya naik menjadi 1,83. Demikian juga dengan
indeks keparahan kemiskinan, naik dari semula 0,44 kemudian menjadi
0,48. Ini tentu saja memprihatinkan.
Jika kita belajar teori pembangunan, keberhasilan pembangunan itu
CATATAN-CATATAN KRITIS 501
DARI SENAYAN