Page 490 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 490
CATATAN
KEGAGALAN BAB XXI
JOKOWI
dan misi tersebut diturunkan ke dalam RPJMN (Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional) 2015-2019. Tapi sepertinya itu tak terjadi.
Kenapa saya bisa mengatakan begitu, karena saya membaca Tim
Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin pernah memberikan
pernyataan bahwa salah satu kendala kenapa Nawacita tidak bisa terealisir
adalah karena RPJMN yang kini berlaku disusun oleh pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Apologi itu tentu saja tak berdasar.
RPJMN itu ditetapkan melalui Peraturan Presiden (Perpres). Nah,
RPJMN yang saat ini berlaku, yaitu RPJMN 2015-2019, ditetapkan melalui
Perpres No. 2/2015 yang diteken Presiden Joko Widodo pada tanggal 8
Januari 2015. Jadi, keliru sekali jika menyebut RPJMN yang berlaku saat ini
produk pemerintahan SBY.
Ada dua kemungkinan kenapa dalih semacam ini bisa muncul.
Pertama, alasan itu dibuat sebagai kambing hitam atas ketidakberhasilan
pemerintahan sekarang ini dalam merealisasikan Nawacita. Artinya, sebagai
sebuah visi dan misi, Nawacita memang diakui telah gagal direalisasikan.
Atau, kedua, pemerintahan sekarang ini memang tak becus
menyusun rencana pembangunan, sehingga apa yang menjadi visi dan
misi mereka, dalam hal ini Nawacita, tak sanggup mereka turunkan dalam
wujud rencana kerja konkret pemerintah, yaitu menjadi RPJMN.
Makanya kita kemudian melihat adanya ketidaksinkronan antara
apa yang dulu dijadikan jargon saat kampanye, dengan apa yang diklaim
sebagai keberhasilan. Misalnya, dulu jargonnya “Revolusi Mental”, tapi
kemudian yang dibangun secara jor-joran justru adalah jalan tol, atau
infrastruktur fisik.
Dari 9 poin gagasan Nawacita, saya menilai sebagian besarnya gagal.
Saya hanya memberikan nilai positif pada poin pembangunan daerah
perbatasan. Itupun sebatas gedung yang kelihatan megah tapi tak berisi.
Jadi Nawacita menurut saya tak berhasil alias gagal.
Begitu juga dengan janji mewujudkan kemandirian ekonomi.
Bagaimana bisa kita mandiri, jika yang diutamakan ekonomi impor? Kita
impor beras saat petani kita sedang panen, kita impor gula saat stok gula
nasional berlebih, lalu mau mandiri dari mana?
CATATAN-CATATAN KRITIS 517
DARI SENAYAN