Page 488 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 488

CATATAN
                                                                        KEGAGALAN  BAB XXI
                                                                           JOKOWI



                                               (10)

                   RAKYAT MENUNGGU PERTANGGUNGJAWABAN
                                           NAWACITA



                           ITA harus terus-menerus memperbaiki kualitas demokrasi dan
                           peradaban politik di tanah air. Sesudah Reformasi, kita memang
                           telah memperbaiki sejumlah hal, mulai dari pembatasan
                           kekuasaan presiden, penguatan posisi parlemen, menjaga
               Kindependensi lembaga yudisial, serta memperbaiki mekanisme
                 checks and balances antarlembaga tinggi negara. Namun, sesudah lewat
                 dua puluh tahun, saya kira proses perbaikan itu tak boleh berhenti di situ.
                 Kita harus terus-menerus melontarkan gagasan baru.
                      Saya menilai ada satu gagasan lama yang mungkin penting untuk
                 kita  pertimbangkan  kembali  pelaksanaannya  hari  ini,  yaitu  mengenai
                 forum pertanggungjawaban lima tahunan pemerintah. Sesudah Reformasi
                 dan amandemen konstitusi, kita memang tak lagi mengenal istilah
                 “pertanggungjawaban presiden” lima tahunan di hadapan MPR RI.
                      Padahal, sudah merupakan kelaziman di organisasi manapun, pada
                 akhir masa kepengurusan selalu dilakukan laporan pertanggungjawaban
                 masa jabatan. Filosofinya jelas, setiap bentuk kekuasaan memang harus
                 dipertanggungjawabkan. Tak boleh ada ruang bagi kekuasaan yang minus
                 pertanggungjawaban.
                      Masalahnya, berubahnya fungsi dan wewenang MPR telah membuat
                 mekanisme pertanggungjawaban Presiden menjadi tak lagi memiliki forum
                 resmi khusus. Kecuali terjadi pelanggaran hukum dan ketatanegaraan
                 oleh Presiden, yang menjadi dasar bagi proses pemakzulan, kita tak
                 lagi memiliki mekanisme yang mengatur soal pertanggungjawaban lima
                 tahunan oleh Pemerintah.
                      Satu-satunya mekanisme pertanggungjawaban yang tersedia
                 diserahkan langsung kepada rakyat melalui mekanisme pemilihan umum.
                 Jika dianggap bekerja baik, maka rakyat bisa memilih kembali, namun jika
                 tidak maka rakyat akan menarik kembali dukungannya.




                                                                  CATATAN-CATATAN KRITIS  515
                                                                         DARI SENAYAN
   483   484   485   486   487   488   489   490   491   492