Page 486 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 486

CATATAN
                                                                        KEGAGALAN  BAB XXI
                                                                           JOKOWI



                 membodohi, namun juga tak mendidik masyarakat mengenai paradigma
                 kebijakan transportasi yang benar. Jalan tol adalah obsesi pembangunan
                 yang salah, karena jalan tol yang kini ada sebenarnya hanyalah infrastruktur
                 bagi kendaraan pribadi, hanya memberikan insentif bagi pengguna
                 kendaraan pribadi atau operator transportasi yang bersifat privat. Padahal
                 yang mestinya dibangun pemerintah adalah sarana transportasi publik
                 berbasis rel, bukannya jalan tol.

                      Lebih aneh lagi, yang semula dijanjikan pemerintah kan sebenarnya
                 adalah pembangunan tol laut, tapi kemudian yang dibangun tol darat.
                 Kalau kita membuka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
                 (RPJMN) 2015-2019, ada beberapa rencana yang dituangkan dalam RPJMN
                 tersebut.  Pertama, mengembangkan dan membangun 24 pelabuhan
                 hingga tahun 2019. Targetnya, rata-rata per tahun harus dibangun sekitar
                 5 pelabuhan.
                      Kedua,  mengembangkan  210  pelabuhan  penyeberangan.  Ketiga,
                 pembangunan atau penyelesaian 48 pelabuhan baru yang harus selesai
                 pada 2016 dan total 270 pelabuhan pada 2019. Tapi, bagaimana realisasinya?
                      Kalau dari  sisi klaim pemerintah, hingga tahun  ini mereka telah
                 mengklaim membangun 27 pelabuhan baru. Saya masih cek detailnya. Tapi,
                 yang harus kita perhatikan adalah utilisasi trayek tol laut. Menurut data
                 Kementerian Perhubungan (Kemenhub), pada 2017 realisasi muatan tol
                 laut hanya mencapai 212.865 ton, atau baru 41,2 persen dari target 517.200
                 ton. Sementara itu, realisasi muatan baliknya jauh lebih kecil, karena baru
                 mencapai 20.274 ton.
                      Rata-rata okupansi kapal di trayek tol laut juga masih kecil, baru
                 sekitar 60 persen. Sementara untuk muatan balik okupansinya malah
                 hanya berkisar di angka 6 persen saja. Jadi, masih sangat rendah sekali.
                      Klaim keberpihakan terhadap pembangunan maritim juga tak sejalan
                 dengan perbaikan nasib para nelayan. Dalam empat tahun pemerintahan
                 Presiden Joko Widodo, misalnya, sebagian nelayan dan usaha penangkapan
                 ikan justru  harus berhenti beroperasi, karena  persoalan perizinan.
                 Mestinya ada perlindungan terhadap para nelayan tradisional.
                      Secara keseluruhan, setahun terakhir pemerintahan memang banyak





                                                                  CATATAN-CATATAN KRITIS  513
                                                                         DARI SENAYAN
   481   482   483   484   485   486   487   488   489   490   491