Page 129 - EKONOMI KERAKYATAN
P. 129

IX. DAMPAK COVID-19 DAN
                                                               PEREKONOMIAN DI INDONESIA


               3.    Pemerintah dan negara melakukan rekap bank-bank dan
                     penyelesaian bank-bank bermasalah, dengan ungkapan selanjutnya
                     berikut ini.

                     a.    Pemerintah membentuk BPPN baru dengan menetapkan
                           pimpinan yang kapabel dan jujur serta berdedikasi.
                     b.    Penerbitan obligasi negara untuk penyertaan pemerintah
                           pada bank-bank yang tidak ditutup, guna menopang modal
                           bank-bank agar menjadi cukup sesuai ketentuan Capital
                           Adequacy Ratio (CAR) untuk setiap bank.

                4.       BPPN, dengan uraian berikut ini.
                      a.   Menutup bank-bank bermasalah parah agar tidak timbul
                           resiko sitematis bagi perekonomian.

                     b.    Mengelola bank-bank yang diambil alih karena tidak ditutup,
                           dengan menunjuk pimpinan bank.

                     c.    Menjual aset-aset bank yang ditutup, dengan harga minimal
                           7-8% berbanding 10% nilai buku, jadi maksimum rugi hanya
                           2% dari nilai buku, bukan seperti pada krisis 1998 di tahun
                           1998-2002 dengan harga 1% berbanding 10% nilai buku.
               5.    OJK memperkenankan bank-bank melakukan penyertaan modal
                     selama 5 tahun terhadap debitur, sejumlah nilai buku sisa kredit
                     atau tagihan. Ketentuan ini sekarang masih berlaku.

               6.    Bank-bank yang tidak ditutup atau masih diteruskan beroperasi,
                     perlu melakukan restrukturisasi kredit dan tagihan lainnya, atau
                     aktiva produktif, berdasarkan kualitas masih berjalan produktif
                     (peforming loans or assets). Ini perlu diawasi oleh OJK dan BI bila
                     perlu.














                                                                              127
                                                                      dpr .go.id
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134