Page 10 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 10
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
Meskipun pengertian identitas merupakan gejala yang cair,
dalam arti sesuatu yang dibentuk secara terus menerus oleh faktor
internal dan eksternal, tetapi gejalanya relative dapat diamati sebagai
karakter dari suatu komunitas tertentu. Secara konseptual, setiap
bangsa memiliki identitas oleh karena melekatnya identitas tersebut
secara naluriah, seperti yang dikemukakan oleh Hegel. Dalam diri
suatu bangsa, pertama, terdapat apa yang disebut sebagai thymos,
yaitu bagian dari jiwa yang ditunjukkan sebagai pengakuan akan
kehormatannya (the part of soul that craves recognition of dignity).
Kedua, isothymia, yakni tuntutan untuk dihargai dalam kesetaraan
dengan orang lain (the demand to be respected on an equal basis with
other people). Ketiga, megalothymia, yakni hasrat untuk diakui sebagai
yang paling unggul (the desire to be recognized as superior). Ketiga
2
konsep yang berkaitan dengan identitas inilah yang menjadi faktor
pembentuk kesejarahan manusia.
Sebagai suatu institusi parlemen dari bangsa yang memperoleh
kemerdekannya melalui perjuangan panjang membebaskan diri dari
kolonialisme, DPR-RI mempunyai sejarah panjang yang dapat dirunut
Penulisan buku ke belakang, setidaknya hingga masa awal abad ke-20. Politik Etis pada
ini adalah untuk hakikatnya telah mendorong terciptanya kehidupan baru di negeri
menggambarkan jajahan yang disebut Hindia-Belanda. Namun, hingga saat ini, belum
pengalaman ada suatu buku yang secara komprehensif dapat mengungkap sejarah
dewan perwakilan yang ada di Indonesia. Kalaupun terdapat beberapa
bangsa Indonesia buku, pada umumnya berbentuk kronik, cerita episodik, atau penggalan
dalam kehidupan kisah saja. Oleh karena itu, bukan saja perlu, tetapi juga mendesak
berparlemen, bagi sebuah bangsa dengan latar belakang historis, luas wilayah, serta
khususnya keragamanan masyarakat dan kebudayaan yang sedemikian rupa untuk
merekonstruksi sejarah bangsanya, termasuk parlemen yang dalam
dalam talian hal ini merupakan lembaga legislatif atau dewan perwakilan rakyat.
memperjuangkan
aspirasi dari Tujuan
masyarakat yang Penulisan buku ini adalah untuk menggambarkan pengalaman
bangsa Indonesia dalam kehidupan berparlemen, khususnya dalam
tertindas, juga dalam
talian memperjuangkan aspirasi dari masyarakat yang tertindas,
upaya mencapai juga dalam upaya mencapai kemerdekaan dari penjajahan asing.
kemerdekaan dari Dalam pembahasannya, buku ini berusaha memperlihatkan “benang
penjajahan asing. merah” perjuangan bangsa melalui peranan tokoh organisasi dan
2 Francis Fukuyama, 2018. Identity: Contemporary Identity Politics and the Struggle for Recognition.
London: Profile Book: xiii.
dpr.go.id 2
A BUKU SATU DPR 100 BAB 01 CETAK.indd 2 11/18/19 4:46 AM