Page 325 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 325
Chuo S angi-In 1942 – 1945
sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan
gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi.
Merdeka buat saya ialah: “political
independence”, politieke onafhankelijkheid. Apakah
yang dinamakan politieke onafhankelijkheid?
Satu Nationale Staat! Hal ini perlu saya
terangkan lebih dahulu, meski saya di dalam rapat
besar di Taman Raden Saleh sedikit-sedikit telah
Kebangsaan yang menerangkannya. Marilah saya uraikan lebih jelas
kita anjurkan bukan dengan mengambil tempo sedikit: Apakah yang
dinamakan bangsa? Apakah syaratnya bangsa?
kebangsaan yang Menurut Renan syaratnya bangsa ialah “kehendak
menyendiri, bukan akan bersatu” Orang-orangnya merasa diri bersatu
chauvinisme,sebagai dan mau bersatu. Ernest Renan menyebut syarat
dikobar-kobarkan bangsa:, “le desir d’etre ensemble”, yaitu kehendak
akan bersatu. Menurut definisi Ernest Renan,
orang di Eropa ... maka yang menjadi bangsa, yaitu satu gerombolan
manusia yang mau bersatu, yang merasa dirinya
satu.
Kesinilah kita semua harus menuju:
mendirikan satu Nationale Staat, dia atas kesatuan
bumi Indonesia dari Ujung Sumatera sampai ke
Irian. Saya yakin tidak ada satu golongan di antara
tuan-tuan yang tidak mufakat, baik Islam maupun
golongan yang dinamakan “golongan kebangsaan”.
Ke sinilah kita harus menuju semuanya.
K ebangsaan yang ki ta an jur kan
bukan kebangsaan yang menyendiri, bukan
chauvinisme,sebagai dikobar-kobarkan orang
di Eropa, yang mengatakan “Deutschland uber
Alles”, tidak ada yang setinggi Jermania yang
katanya bangsanya minulnyo, berambut jagung,
bermata biru, “bangsa Aria” yang dianggapnya
tertinggi di atas dunia sedang bangsa lain-lain
tidak ada harganya. Jangan kta berdiri di atas azas
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 323
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
A BUKU SATU DPR 100 BAB 04 CETAK BARU.indd 323 11/18/19 4:51 AM