Page 76 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 76

Volk sr aad 1918 – 1931



                                                   oleh pemerintah. Anggota Volksraad yang mengajukan amandemen
                                                   persoalan ini adalah Vreede, Cramer, Sujono, dan Jayadiningrat. Status
                                                   dari amandemen ini adalah diterima. 143
                                                         Persoalan amandemen kedua yang diajukan pada periode
                                                   rapat luar biasa tahun 1921 adalah de behandeling van het voorstel tot
                                                   herziening der Grondwet (pembahasan atas usul peninjauan kembali
                                                   Undang-undang Dasar). Ada enam belas amandemen untuk persoalan
                                                   yang berhubungan dengan pasal-pasal dalam Undang-undang Dasar,
                                                   antara lain amandemen Pasal 1 dan 164 Undang-undang Dasar mengenai
                                                   penggantian istilah “Nederlandsch-Indië” dengan “Indonesia” yang
                                                   diajukan Van Hinloopen Labberton, Cramer, dan Vreede dengan
                                                   status ditolak, amandemen Pasal 122 mengenai penggantian istilah
                                                   “Koloniën en bezittingen” (Koloni dan Bawahannya) dengan “zelfstandige
                                                   staatsdelen” (negara bagian mandiri) yang diajukan oleh Van Hinloopen
                                                   Labberton, Cramer, dan Vreede dengan status dibatalkan. 144
                                                         Beberapa anggota Volksraad dari kalangan Bumiputra yang ikut
                                                   serta mengajukan amandemen tersebut bersama dengan anggota
                                                   Volksraad lainnya, antara lain Kusumo Yudo, Abdul Muis, Soselisa,
                                                   Laoh, Sutan Tumenggung, dan Dwijosewoyo.  145
                                                         Sementara itu, terdapat sepuluh mosi yang diajukan pada periode
                                                   rapat luar biasa kedua tahun 1921. Mosi-mosi tersebut dicatat secara
                                                   alfabetis dan terbagi atas persoalan di bawah abjad, sebagai berikut:
                                                   A untuk Aardolie (minyak bumi); B untuk Bezoldiging (remunerasi); D
                                                   untuk Decentralisatie (desentralisasi); P untuk Pensioenen (pensiun); R
                                                   untuk Regeeringsverklaring (penjelasan pemerintah); V untuk Volksraad;
                  Beberapa anggota                 dan Z untuk Zelfbesturen (pemerintahan otonom). Dalam periode rapat

                              Volksraad            ini, persoalan Bezoldiging (remunerasi) disampaikan dalam tiga mosi
                                                                                                      146
                         dari kalangan             dan merupakan persoalan yang paling banyak disoroti.
                                                         Anggota Volksraad Bumiputra yang turut mengajukan mosi
                             Bumiputra             pada periode ini adalah Suyono, Jayadiningrat, Sutan Tumenggung,
                       yang ikut serta             De Queljoe, Abdul Muis, Cokroaminoto, Thayeb, Sastrowijono,

                          mengajukan               Dwijosewoyo, Laoh, Soselisa, Cipto Mangunkusumo, Rajiman,
                         amandemen                 Waworuntu, Rivai, dan Kamil. Persoalan-persoalan yang mereka
                                                   ajukan  dalam  mosi, antara  lain  terkait  persoalan  desentralisasi,
                   tersebut bersama                khususnya perluasan hak pilih bagi Bumiputra, yang diajukan oleh
                     dengan anggota                Abdul  Muis, Cokroaminoto,  Van  Hinloopen  Labberton,  Thayeb,

                              Volksraad            Teeuwen, Sastrowijono, dan Dwijosewoyo. Mosi tersebut diajukan
                                                   143   Ibid., hlm. 8
                                                   144   Ibid., hlm. 8-12
                                                   145   Ibid.
                                                   146   Ibid., hlm. 13-14



                            SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   71
                              REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         A BUKU SATU DPR 100 BAB 02A CETAK.indd   71                                                               11/18/19   4:48 AM
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81