Page 274 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
P. 274
MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
Presiden Republik Indonesia di depan desain kereta cepat Jakarta-Bandung
Dilihat dari sejarahnya, perjalanan proyek ini memang penuh lika-liku.
Gagasan pembangunan kereta cepat ini sudah ada sejak era Presiden SBY.
Seperti dilaporkan majalah Tempo, pada April 2o11 Kementerian Perhubungan
membuat Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, yang di dalamnya memuat
program kereta cepat Jakarta-Surabaya pada 2030. Lalu pada Oktober 2011,
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional menggagas proyek kereta
cepat Jakarta-Bandung.
Untuk mewujudkan gagasan itu, pemerintah meminta bantuan teknis
dari pemerintah Jepang. Permintaan ini dipenuhi dengan menugaskan Japan
Interntional Cooperation (JICA) melakukan prastudi dengan menggunakan
hibah US$ 500 ribu. Setelah studi awal ini selesai Maret 2012. Kemudian, Januari
2014 dilakukan studi kelayakan tahap pertama, dengan tetap dibiayai dana
hibah Jepang US$ 3,5 juta. Namun sampai masa jabatannya berakhir, SBY tidak
berani mengambil keputusan atas hasil studi kelayakan JICA itu.
Kemudian, entah atas inisiatif siapa, pada saat kunjungan ke Cina pada
Februari 2015, Presiden Jokowi Jokowi yang baru beberapa bulan dilantik
menggantikan SBY membicarakan kemungkinan kerjasama pembangunan
kereta cepat. China tampaknya tertarik.
282 dpr .g o.id