Page 279 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
P. 279

MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
                                                        NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN



                     Dalam Pepres No 93 tahun 2021, selain mengalihkan pimpinan
               konsorsium BUMN dari PT. Wijaya Karya ke PT. KAI seperti tertuang pada Pasal
               1, pemerintah juga melakukan perubahan rute dari Jakarta-Walini-Bandung
               menjadi Jakarta-Padalarang-Bandung sehingga jalurnya menjadi lebih singkat,
               seperti tertulis pada Pasal 2.
                     Yang paling kontroversial adalah perubahan Pasal 4 Ayat  (2) dimana
               pemerintah memberi izin untuk menggunakan dana APBN. Kemudian pada
               perubahan pasal 3 A ayat (2), dimuat aturan baru untuk  mengatur tentang
               “pemberian penjaminan pemerintah”. Inilah yang membuat, semua komitmen
               awal yang diatur pada Perpres No 17 Tahun 2015 memjadi buyar. Tiga janji awal
               pemerintah bahwa proyek bersifat B to B, tak menggunakan dana APBN, dan
               tak ada penjaminan pemerintah, telah rontok semua. Bahkan pemerintah telah
               melakukan injeksi melalui mekanisme Penyertaan Modal Negara (PMN) pada
               PT. KAI sebesar Rp 4,3 triliun.
                     Dengan demikian, semua faktor yang membuat China memenangkan
               proyek ini telah diterabas semua. Biayanya sudah jauh lebih besar dari pada
               biaya usulan Jepang. Apakah ke depan ada jaminan tak ada kenaikan biaya
               lagi? Apakah ke depan ada jaminan tidak ada permintaan subsidi tarif atau
               tiket?
                      Berdasarkan semua itulah, Rachmat
               Gobel melihat harus ada tindakan tegas dan
               teguran dari pemerintah terhadap KCIC.
               Konsorsium ini harus dituntut berlaku transparan
               dan jujur. “Demi kepentingan nasional, buka saja
               semuanya. Bagaimana dengan perhitungan
               konsultan sebetulnya agar kita tahu bagaimana
               masa depan pembiayaan pembangunan kereta
               cepat ini. Jangan sampai nanti minta tambahan
               duit lagi. Seolah bangsa ini diakali pelan-pelan,”
               kata Rachmat Gobel.
                     Ia sangat menyayangkan langkah
               pemerintah memberikan suntikan modal
               Rp 4,3 triliun melalui skema PMN ke PT. KAI.
               “Pemerintah harusnya konsisten, soal kereta
               cepat  serahkan  ke  investor  sesuai dengan




                                                                         dpr .g o.id  287
   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284