Page 158 - BUKU DAULAT RAKYAT FAHRI HAMZAH
P. 158

BAB IV
                                   Dr. Fadli Zon, M.Sc
                        REFORMASI PARLEMEN DI BERBAGAI NEGARA



                 berfokus pada peningkatan kemampuan parlemen untuk
                 memberikan kritik pada kebijakan administrasi dan
                 kebijakan publik. Kritik sebagai pemacu agar eksekutif

                 lebih responsif. Parlemen juga berperan sebagai lembaga
                 pendidikan politik. Penentang proposal reformasi
                 parlemen  tersebut  adalah  kelompok-kelompok  yang
                 berupaya menjamin tidak berkurangnya kekuasaan politik
                 eksekutif, yang sangat diperlukan bagi “pemerintah yang
                 bertanggung jawab.” 85

                   Salah satu kesamaan antara politisi dan ilmuwan
                 politik adalah minat mereka dalam perdebatan abadi
                 tentang reformasi parlemen. Kontroversi ini menarik
                 sebagian akibat dari pesona pertanyaan normatif,
                 yang  menghadapkan  antara  orang-orang  dengan

                 orientasi “eksekutif” – yang menganggap masalah utama
                 demokrasi adalah untuk memobilisasi kekuatan dalam
                 tangan pemimpin terpilih, sehingga memungkinkan
                 untuk bertindak yang dianggap terbaik. Di lain sisi
                 adalah orang-orang dengan orientasi “parlemen” – yang
                 menganggap  masalah utama dalam demokrasi adalah
                 memaksimalkan keterwakilan legislatif dan untuk
                 memastikan bahwa undang-undang yang disahkan sesuai



                 85    J.A.A.  Lovink, “Parliamentary  Reform and Governmental Effectiveness in Canada”,
                      Canadian Public Administration / Administration Publique Du Canada, 16, Spring 1973,
                      pp.52-54



                                           151 DPR RI
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163