Page 36 - BUKU DAULAT RAKYAT FAHRI HAMZAH
P. 36
BAB I
Dr. Fadli Zon, M.Sc
ISU-ISU KONTEMPORER DEMOKRASI
Mengutip beberapa penelitian sebelumnya, Erkoc
dan Ozturk menemukan bahwa aktor-aktor politik
mulai menjauh dari kenyataan (Mircea Elide, 1963).
Mereka menggunakan retorika yang berdasarkan sejarah
dan berbasis agama serta menggunakan mitos untuk
melegitimasi argumen mereka ketika mereka ingin
menyembunyikan masalah struktural. Ini berarti bahwa
mereka mencoba untuk melarikan diri dari kenyataan dan
mengikuti kerumunan orang di bawah wacana mereka
yang mengacu pada konsep lain; populisme. Terlepas dari
diskusi yang meluas, populisme sebagai sebuah konsep
tetap sulit dipahami dan didefinisikan (Barr 2009). 16
Di antara banyak penjelasan yang berbeda, Cas dan
Kaltwasser (2013) mencirikan populisme sebagai ideologi
yang tidak terlalu kuat dan secara simultan merupakan
gaya politik. Menurut definisi ini populisme memiliki
empat ciri penting:
a) memiliki sudut pandang tokoh-sentris (people-
centric) yang menjadikannya terus-menerus
sebagai bentrokan antara orang-orang biasa
dengan elit-elit yang berkuasa,
16 Taptuk Emre Erkoc dan Ahmet Erdi Ozturk, Examining the Role of Religion, the Economy,
and Xenophobia as Challenges to Democracy in the 21 Century, SSRN Electronic
st
Journal, Januari 2019
23 DPR RI