Page 200 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 200
V OLK SR AAD PERIODE 1931 – 1942
Pemuda Rakyat, Gerwani, Serikat Buruh Pekerja Umum/Sobsi,
serta semua Ormas-ormas lainnya yang ikut serta mendalangi dan
atau bekerjasama dengan apa yang menamakan dirinja Gerakan 30
September. Tidak lama kemudian pada tanggal 14 Oktober 1965, Panitia
Aksi Mengganyang G-30-S memobilisasi ratusan ribu rakyat Ibu Kota
untuk mengadakan demonstrasi. Menurut Harian Berita Yudha, enam
wakil pimpinan parpol, yakni NU, PSII, Partai Katholik, PARKINDO
IPKI, dan PERTI yang bicara pada rapat tersebut pada pokoknya
telah mengeluarkan kutukan atas kebiadaban kaum kontrarevolusi
Gerakan 30 September dan mendesak kepada Presiden/Panglima ABRI
Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno untuk membubarkan dengan
segera dalang gerakan kontrarevolusi tersebut.
Akan tetapi, dalam bentuk-bentuk pernyataan bersama tuntutan
mereka itu baru dirumuskan kemudian, yang ditambah dengan PNI
Hardi Osa Usep, Golkar, dan Muhammadiyah. Bahkan akhirnya,
Pada waktu
Sidang Badan Pekerja Kongres PNI Ali-Surahman di Yogyakarta telah
terjadinya peristiwa mengambil keputusan untuk meminta kepada Presiden/Pangti ABRI/
G30S, DPR-GR, Pemimpin Besar Revolusi agar segera membubarkan PKI dan Ormas-
sedang reses untuk ormasnya, sebagai ganjaran yang setimpal baginya akibat tindakan
petualangan kontra revolusi dengan G30S-nya.
masa persidangan
Pada waktu terjadinya peristiwa G30S, DPR-GR, sedang
I Tahun Sidang reses untuk masa persidangan I Tahun Sidang 1965-1966. Dengan
1965-1966. demikian, sebagian besar anggota-anggota DPR-GR sedang pulang
ke daerahnya masing-masing. Sementara itu rumah tokoh-tokoh
PKI anggota DPR-GR di Jakarta mulai menjadi sasaran pengrusakan
oleh para demonstran. Oleh karena itu, beberapa tokoh wanita PKI
anggota-anggota DPR-GR pada tanggal 15 Oktober 1965 memasuki
Mess DPR-GR di Jalan Renang No. 252 tanpa izin Pemimpin DPR-GR.
Anggota tersebut ialah Ny. Ch. Salawati, Ny. Mudigdio (mertua D.N.
Aidit), Ny. Kartinah Kurdi, dan Ny. Umi Sardjono. Malam hari tgl 15
Oktober itu juga, kurang lebih pukul 24.00, tokoh wanita PKI Anggota
DPR-GR tersebut telah diambil oleh para petugas KOSTRAD untuk
diamankan .
238
Pada tanggal 22 Oktober 1965, dengan pertimbangan guna
meningkatkan kewaspadaan dan keamanan, Pimpinan DPR-GR
menganggap perlu untuk mengambil tindakan pembekuan sementara
segala kegiatan anggota-anggota DPR-GR yang mewakili Partai
238 Op.Cit, Seperempat Abad Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 195
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018