Page 197 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 197
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
Pancasila sudah tidak diperlukan lagi. Mulai saat itu, kemunafikan PKI
terhadap Pancasila begitu sangat jelas dan gamblang.
Pada tanggal 1 Oktober 1965 pagi, Radio Republik Indonesia
(RRI) di Jakarta menyiarkan pengumuman LetKol Untung, Komandan
Batalyon Cakrabirawa, yang menamakan dirinya Ketua Gerakan 30
September. Menurut siaran Radio tersebut, sejumlah Jenderal Tentara
Nasional Republik Indonesia Angkatan Darat yang selanjutnya disebut
sebagai (TNI-AD) telah berkomplot dalam organisasi subversif yang
dinamakan Dewan Jenderal untuk mengadakan perebutan kekuasaan
negara atas biaya CIA, tetapi komplotan itu dapat digagalkan oleh
gerakan yang dipimpin oleh LetKol Untung tersebut. Selanjutnya,
siaran RRI tersebut juga mengumumkan beberapa informasi sebagai
berikut :
1. Tentang sudah ditangkapnya sejumlah Jenderal
2. Tentang sudah dikuasainya alat komunikasi yang penting-
penting serta objek-objek vital lainnya dan
3. Tentang Presiden Soekarno yang berada dalam keadaan
selamat atas perlindungan dari Gerakan 30 September
Pada tanggal 1 Berdasarkan fakta-fakta yang kemudian diketahui, maksud
Oktober 1965 pagi, dari 3 kedadian yang diumumkan itu adalah sebagai berikut;
4. Tentang sejumlah Jenderal yang telah ditangkap itu ialah :
Radio Republik Letnan Djenderal Achmad Yani, Major Jenderal Soeprapto;
Indonesia (RRI) di Major Jenderal Harjono M.T.; Major Jenderal S. Parman;
Jakarta menyiarkan Brigadir Jenderal Sutojo Siswomihardjo dan Brigadir Jenderal
pengumuman D.I. Pandjaitan.
5. Tentang sudah dikuasainya alat komunikasi pada bagian
LetKol Untung, yang penting- penting serta objek-objek vital lainnya,
Komandan yang dimaksud ialah penjagaan-penjagaan yang dilakukan
Batalyon oleh G.30.s./ PKI di Istana, RRI Jakarta, Pos Dan Telekom
Cakrabirawa, dan sejumlah panser yang mengepung gedung DPR-GR di
Senayan.
6. Tentang Presiden Soekarno yang berada dalam keadaan
selamat atas perlindungan dari Gerakan 30 September, yang
dimaksud ialah beradanya Presiden Soekarno beberapa saat
di Lapangan Udara Halim, ditengah-tengah pasukan yang
memberontak tersebut. 235
Dalam Dekrit No. 1 yang diumumkan siang hari tanggal 1 Oktober
235 Op.Cit, Seperempat Abad Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
dpr.go.id 192