Page 283 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 283
DPR -GR D AN KEBIJ AKAN PAD A MA S A
DEMOKR A SI TERPIMPIN
Oleh karena itu, sejak tahun 1960 lembaga DPR mengalami
perubahan-perubahan dalam tugas dan wewenangnya. Namanya
pun diubah menjadi DPR-GR (DPR-Gotong Royong). Perubahan ini
disesuaikan dengan kebijakan pemerintah Demokrasi Terpimpin yang
mengutamakan pemikiran-pemikiran dan agenda politik Sukarno
sebagai Presiden. Presiden Soekarno membentuk DPR-GR sesuai
dengan Penetapan Presiden No. 4 Tahun 1960. Struktur DPR-GR ini
diatur untuk menjamin terjalinnya kerja sama antara pemerintah dan
DPR. Anggota DPR-GR terdiri atas wakil-wakil partai politik, Golongan
Karya, dan satu orang perwakilan dari Irian Barat. Seluruh anggota
DPR-GR dipilih, diangkat, dan diberhentikan oleh Presiden Soekarno.
5.2.3 Proses Pembentukan DPR-GR (Tap.
Pres. No. 4/1960)
DPR hasil Pemilu 1955 dibubarkan oleh pemerintah pada 5 Maret
1960. Pembubaran disebabkan oleh adanya ketidaksepakatan dalam
hal anggaran pendapatan dan belanja negara antara DPR dan Presiden
Sukarno. Anggaran yang diajukan oleh Presiden ditolak oleh DPR. Oleh
karena itu, DPR baru dengan nama DPR-GR pun dibentuk pada tahun
1960. Dengan pembentukan DPR-GR ini dharapkan segala keputusan
DPR hasil Pemilu yang dikeluarkan oleh DPR-GR dapat sejalan dengan pemikiran
1955 dibubarkan dan kepentingan pemerintah, dalam hal ini Presiden Sukarno dan
378
oleh pemerintah kabinetnya. Tidak lama setelah pembubaran, Presiden menyusun
daftar anggota DPR. DPR yang baru dibentuk tersebut dinamakan
pada 5 Maret Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR). Seluruh anggota
1960. Pembubaran DPR-GR ditunjuk oleh Presiden dan mewakili golongan masing-masing.
disebabkan Anggota DPR-GR dilantik pada tanggal 25 Juni 1960.
379
oleh adanya Sepanjang tahun 1960, pemerintah memfokuskan perhatian
pada, antara lain, penyusunan kembali keanggotaan dan kepanitiaan
ketidaksepakatan DPR sesuai dengan harapan Presiden Sukarno tentang DPR-GR
dalam hal anggaran sebagai pengganti DPR hasil Pemilu 1955. Untuk itu, presiden Sukarno
pendapatan dan mengadakan beberapa pertemuan dengan tokoh-tokoh penting terkait
belanja negara untuk menyampaikan keputusan-keputusan pemerintah. Salah satu
pertemuan diadakan di Istana Merdeka 16 Juni 1960 pukul 17.30, ketika
antara DPR dan tiga tokoh partai besar dipanggil menghadap presiden, yaitu Ketua
Presiden Sukarno.
378 Marbun, op.cit., hlm. 167-175
379 http://www.netralnews.com/news/singkapsejarah/read/59896/soekarno-bubarkan-dpr-
hasil-pemilu-1955-dan-bentuk-dpr-gr
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 281
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018