Page 282 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 282

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                  tanggal 17 Agustus 1959, sebagai berikut:
                                                                                       376

                                                                   “…Dibidang legislatif saja harap retooling djuga
                                                             didjalankan terus, siapa jang tidak bersumpah setia
                                                             kepada Undang-undang Dasar 1945 dikeluarkan dari
                                                             D.P.R.; siapa jang ikut pemberontakan dipetjat dari
                                                             D.P.R. dan akan dihukum. Siapa jang tidak mengarti
                                                             apa makna kembali kepada Undang-undang Dasar
                                                             1945 sebenarnja sebaiknya ia keluar sadja dari D.P.R.!
                                                             D.P.R. hendaknja mendjadi satu tempat perwakilan
                                                             Rakjat jang bersifat baru. Bukan sadja ia menurut
                                                             semangat Undang-undang Dasar 45 sekarang harus
                                                             mendjadi dewan jang bantu membantu dengan
                                                             Pemerintah…”


                                                       Secara tegas Soekarno juga menyatakan bahwa DPR yang baru
                                                  tidak dapat menjatuhkan pemerintah. Sukarno juga menghendaki DPR
                                                  tidak lagi menjadi wadah tempat orang-orang berbicara dan tempat
                         Secara tegas
                                                  untuk pemungutan suara, tetapi menjadi tempat yang melahirkan
                       Soekarno juga              ide-ide dan konsepsi-konsepsi yang berguna bagi rakyat Indonesia.
                         menyatakan               Dengan peran yang demikian, DPR dapat menjadi alat pembangunan,

                   bahwa DPR yang                 alat perjuangan, dan alat revolusi. Pemikiran Sukarno tentang DPR yang
                                                  demikian dapat dicermati melalui isi pidatonya yang termuat dalam
                    baru tidak dapat
                                                  Bahan-bahan Pokok Indoktrinasi sebagai berikut:
                                                                                               377
                        menjatuhkan
                          pemerintah.                              “…D.P.R…ia ta’ dapat mendjatuhkan
                                                             Pemerintah; jang dapat mendjatuhkan Pemerintah
                                                             jalah Madjelis Permusjawaratan Rakjat —. bukan
                                                             sadja itu, tetapi dalam semangat kembali kepada
                                                             Undang-undang Dasar 1945 itu, dalam semangat
                                                             Demokrasi Terpimpin. Dalam semangat membina
                                                             masjarakat adil dan makmur, saja harap gedung
                                                             D.P.R. itu bukan lagi hanja satu tempat berbitjara
                                                             tele-tele dan tempat pemungutan suara sadja akan
                                                             tetapi terutama sekali tempat dimana dilahirkan
                                                             fikiran-fikiran, idee-idee, konsepsi-konsepsi jang
                                                             berguna dan bersedjarah bagi Rakjat.”


                                                  376   Bahan-Bahan Pokok Indoktrinasi, (1964), Jajasan Prapantja, Djakarta, hlm.50-51
                                                  377   Ibid., hlm. 51




                                     dpr.go.id   280
   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286   287