Page 277 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 277

DPR -GR D AN KEBIJ AKAN PAD A  MA S A
                                                                                         DEMOKR A SI TERPIMPIN



                                                  pembentukannya, DPR-GR tetap menjalankan tugas dan wewenangnya
                                                  hingga menghasilkan produk Undang-Undang DPR-GR sebagai hasil
                                                  dari persidangan-persidangannya selama tahun 1960-1965.


                                                  5.2. DPRGR, SUKARNO DAN KEBIJAKAN

                                                  PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
                                                       Sejak 1959, Indonesia memasuki masa ‘Demokrasi Terpimpin’
                                                  yang pelaksanaannya didasarkan pada UUD 1945. Menurut UUD
                                                  1945, “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
                                                  permusyawaratan/perwakilan” memiliki arti bahwa kekuasaan
                                                  tertinggi berada di tangan rakyat, dalam hal ini adalah DPR. Namun
                                                  pelaksanaan konsep Demokrasi Terpimpin kemudian berkembang
                                                  menjadi sebuah demokrasi yang ditandai dengan pemusatan kekuasaan
                                                  pada satu pimpinan saja, yaitu presiden (eksekutif). Pemusatan
                                                  kekuasaan pada satu pimpinan yang demikian itu menyebabkan banyak
                                                  tindakan presiden yang kemudian dianggap bertentangan dengan
                                                  semangat UUD 1945. Sementara itu, menurut Presiden Soekarno,
                                                  Demokrasi Terpimpin adalah suatu demokrasi yang secara tegas
                                                  menuju kepada terselenggaranya amanat penderitaan rakyat. Arti
                                                  Demokrasi Terpimpin ini dirumuskan oleh Soekarno dalam amanatnya
                                                  yang tertuang dalam pidatonya pada tanggal 25 Juni 1959, sebagai
                                                  berikut :
                                                        363
                               Namun                               “…demokrasi terpimpin adalah suatu
                         pelaksanaan                         demokrasi yang dengan tegas  dan jelas  menuju

                 konsep Demokrasi                            kepada satu jurusan yaitu di dalam hal kita:
                                                             menuju kepada jurusan terselenggaranya amanat
              Terpimpin kemudian                             penderitaan rakyat atau sosialisme a la Indonesia,

                         berkembang                          atau sosialisme Indonesia.”
                    menjadi sebuah
                                                       Sebelum presiden melaksanakan program kerjanya pada masa
                    demokrasi yang                Demokrasi Terpimpin, pada 10 Juli 1959, presiden membentuk kabinet
                    ditandai dengan               baru, yaitu Kabinet Kerja. Ir Soekarno duduk sebagai Perdana Menteri

                          pemusatan               dan Ir. H. Djuanda sebagai Menteri Pertama. Program kerja Kabinet
              kekuasaan pada satu                 Kerja ini dinamakan ‘Triprogram’, terdiri atas sandang-pangan,

               pimpinan saja, yaitu               keamanan, dan pengembalian wilayah Irian Barat. Selanjutnya, pada 17
                                                  Agustus 1959 yaitu bertepatan dengan Hari Ulang Tahun kemerdekaan
               presiden (eksekutif).              Republik Indonesia ke-14, Presiden Soekarno berpidato di hadapan



                                                  363  Marbun, op.cit., hlm. 115




                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   275
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282