Page 274 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 274

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                  yang senantiasa selalu didukung oleh DPR GR.
                                                         Walaupun sistem pemerintahan Indonesia berubah dari sistem
                                                  Demokrasi Parlementer (yang berlaku sejak tahun 1950 hingga 1959)
                                                  menjadi sistem Demokrasi Terpimpin sejak 1959, DPR hasil pemilu 1955
                                                  (yang dibentuk berdasarkan UU No.7 tahun 1953 dan berlaku pada masa
                                                  Parlementer) tetap menjalankan tugasnya. Namun, dalam menjalankan
                                                  tugasnya, DPR Hasil Pemilu 1955 ini harus mengikuti syarat bahwa DPR
                                                  harus menyetujui setiap perubahan yang dilakukan oleh pemerintah
                                                  sampai dengan DPR baru terbentuk.  Penetapan pemerintah tentang
                                                                                  352
                                                  DPR ini dikeluarkan oleh Presiden Sukarno pada tanggal 22 Juli 1959
                                                  melalui Penetapan Presiden No.1 Tahun 1959. Namun, karena DPR
                                                  Hasil Pemilu 1955 menolak Rencana Anggaran Belanja yang diajukan
                                                  pemerintah, hal ini menyebabkan DPR hasil Pemilu 1955 tersebut
                                                  kemudian dibubarkan. Pembubaran DPR Hasil Pemilu 1955 ini
                                                  ditetapkan oleh Presiden Sukarno dengan dikeluarkannya Penetapan
                                                  Presiden No. 3 tahun 1960.
                                                                          353
                                                       Antara DPR hasil pemilu dan pemerintah saat itu memang
                                                  terdapat perbedaan pendapat tentang Anggaran Belanja Negara.
                           Antara DPR             Pemerintah berpendapat, pengeluaran-pengeluaran yang telah
                     hasil pemilu dan             disusun akan disesuaikan dengan penerimaan-penerimaan dan untuk
                                                  mengatasi kekurangannya akan ditempuh dengan cara menaikkan
                 pemerintah saat itu
                                                  pajak. Dengan kata lain, pendirian pemerintah adalah menyamakan
                  memang terdapat                 penerimaan dan pengeluaran, yang telah disusun dan direncanakan

               perbedaan pendapat                 pada waktu itu, yaitu sebesar 44 miliar rupiah Sementara itu, pihak
                  tentang Anggaran                fraksi-fraksi di DPR berpendapat bahwa pengeluaran harus disesuaikan
                                                  dengan cara membatasi hanya sekitar 36 dari 38 miliar rupiah, tanpa
                      Belanja Negara.
                                                  menaikkan pajak yang memberatkan rakyat. Ketidaksepakatan antara
                                                  parlemen dan pemerintah ini menyebabkan dikeluarkannya Penetapan
                                                  Presiden No. 3 tahun 1960 yang berisi penghentian kegiatan-kegiatan
                                                  Parlemen.
                                                           354
                                                       Keluarnya Penetapan Presiden ini sangat tidak diduga oleh
                                                  DPR Hasil Pemilu 1955. Oleh karena itu, pada 7 Maret 1960 parlemen
                                                  mengadakan Rapat Pleno tertutup untuk mendengarkan keterangan
                                                  dari Ketua Parlemen, Mr. Sartono. Dalam keterangannya, Mr. Sartono
                                                  menyampaikan beberapa tafsiran secara rinci tentang isi Penetapan
                                                  Presiden tersebut, yaitu bahwa DPR tidak dibubarkan, tetapi hanya

                                                  352 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto (eds.), (2009), Sejarah Nasional
                                                       Indonesia, Jilid VI, Jakarta: Balai Pustaka, hlm. 420.
                                                  353 Ibid.
                                                  354 Sekretariat DPR-GR (1983), Seperempat Abad Dewan Perwakilan Rakjat Republik Indonesia,
                                                    Jakarta, 1983, hlm. 235




                                     dpr.go.id   272
   269   270   271   272   273   274   275   276   277   278   279