Page 344 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 344
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
Perubahan ketiga terjadi pada tanggal 2 Mei sampai 16 Mei
1966. Atas usul anggota Dahlan Ranuwiharjo SH, untuk melaksanakan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen, pimpinan DPR-GR harus
dipilih sendiri oleh DPR-GR dan pimpinan DPR-GR tidak perlu
menggunakan sebutan jabatan Menko/Menteri. Pada perjalanan
sidang, seusai sidang di-skors untuk memberi kesempatan kepada
golongan-golongan bermusyawarah dan kemudian sidang dilanjutkan
lagi guna mendengarkan pendapat-pendapat yang disampaikan oleh
para juru bicara dari masing-masing golongan. Sidang pleno DPR-GR
pada tanggal 2 Mei 1966 memutuskan, pertama, pimpinan DPR-GR
demisioner dan, kedua, mengangkat caretaker pimpinan DPR-GR yang
terdiri atas 3 orang yaitu H.A. Syaichu, Laksda (L) Mursalin D.M., dan
Brigjen Prof. Dr. Syarif Thayeb.
Terjadi perubahan keempat pimpinan DPR-GR sejak tanggal 17
Mei 1966. Pimpinan DPR-GR yang dipilih dan disahkan oleh DPR-GR
dalam sidang pleno terbuka tanggal 17 Mei 1966 terdiri atas seorang
ketua dan empat orang wakil ketua, yaitu Ketua DPR-GR, H.A. Syaichu
dari Golongan Islam, Wakil Ketua DPR-GR, Mh. Isnaeni dari Golongan
Nasionalis, Wakil Ketua DPR-GR, Drs. Ben Mang Reng Say dari
Penjelasan atas Golongan Kristen Katholik, Wakil Ketua DPR-GR, Laksda (L) Mursalin
keputusan ini D.M. dari Golongan Karya, dan Wakil Ketua DPR-GR, Brigjen Prof. Dr.
berbunyi, pertama, Syarif Thayeb dari Golongan Karya.
bahwa calon- Prosedur pemilihan ketua dan wakil ketua didasarkan pada
Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong No. 30/DPR-GR/
calon pimpinan IV/65-66 tanggal 17 Mei 1966 tentang Peraturan Tata-tertib Pemilihan
DPR-GR terdiri Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat. Penjelasan atas keputusan ini
atas seorang berbunyi, pertama, bahwa calon-calon pimpinan DPR-GR terdiri
dari Golongan atas seorang dari Golongan Nasionalis, seorang dari Golongan Islam,
seorang dari Golongan Kristen dan Katholik, dan 2 dari Golongan Karya.
Nasionalis, seorang Kedua, prosedur pemilihan calon pimpinan DPR-GR dalam golongan-
dari Golongan golongan masing-masing, ketiga, prosedur pemilihan Ketua DPR-GR
Islam, seorang dari diserahkan sepenuhnya kepada kebijaksanaan golongan-golongan
Golongan Kristen bersama-sama, keempat, calon ketua DPR-GR hasil musyawarah dan
mufakat antara golongan-golongan bersama-sama dengan calon-calon
dan Katholik, dan wakil-wakil ketua disahkan dalam rapat paripurna DPR-GR.
2 dari Golongan Jika Golongan Karya pada waktu itu tidak mencapai kata mufakat
Karya. dalam musyawarah untuk mengajukan 2 calon, pemilihan terpaksa
dilakukan dengan menempuh cara voting. Adapun pelaksanaan voting
ini sekaligus memilih 2 calon. Calon yang diajukan berjumlah 8 orang
dpr.go.id 344