Page 80 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 80
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
mengenai Pemberhentian Anggota DPR tahun 1959, dan Keputusan
Presiden npmor 156 mengenai Pengangkatan Anggota Baru DPR-GR.
Pada tanggal 25 Juni 1960 anggota DPR-GR dilantik oleh presiden di
Istana Negara.
Istilah “Gotong Royong” ditambahkan di belakang nama Dewan
Perwakilan Rakyat untuk menekankan kehendak presiden agar DPR
yang baru bisa menempuh cara kerja yang berbeda dengan DPR masa
Demokrasi Parlementer. Perbedaan yang diharapkan presiden adalah
adanya kerja sama antara pemerintah dan DPR dalam melaksanakan
Demokrasi Terpimpin.
Dua partai penting, Masyumi dan PSI, tidak diikutsertakan
dalam DPR-GR yang disusun oleh Soekarno melalui Keppres 156
Tahun 1960. Selain dianggap sebagai penghalang bagi “penyelesaian
revolusi”, keduanya juga dinilai Soekarno bersimpati dan menyokong
pemberontakan daerah di luar Jawa. Namun, bukan hanya Masyumi dan
PSI yang “terdegradasi”, hanya satu per tiga dari 28 partai, organisasi,
kelompok dan perorangan yang memperoleh kursi dalam pemilu 1955
yang diikutsertakan dalam DPR-GR.
Komposisi anggota DPR-GR tersebut terdiri atas 130 orang dari
unsur golongan politik, 152 orang wakil golongan karya (fungsional),
dan 1 orang wakil Irian Barat, dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 2.5.1.
Komposisi anggota DPR-GR
Jumlah Anggota DPR-GR per Golongan
Golongan Politik Golongan Karya Wakil Khusus
PNI 44 Angkatan Bersenjata 35 Wakil Irian barat 1
NU 36 Tani 25
PKI 30 Buruh 26
Parkindo 6 Alim Ulama 31
Partai katholik 5 Islam: 24 orang
PSII 5 Protestan: 3 orang
Perti 2 Katholik: 2 orang
Partai Murba 1 Hindu: 2 orang
Partindo 1 Angkatan-45 2
Perempuan 8
Cendekiawan/Pendidik 5
Koperasi 3
Pemuda 9 9
Pengusaha Nasional 2
Veteran 22
Seniman 2
Wartawan 2
Jumlah 130 152 1
Jumlah Keseluruhan 283 orang
(berdasarkan Keputusan Presiden nomor 156 tahun 1960)
dpr.go.id 74