Page 76 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 76
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
DPR-GR tidak ada semua itu, sehingga baik
bertentangan dengan UUD maupun menurut
agama” 111
Pernyataan ini sejalan dengan reaksi Liga Demokrasi sebelumnya
yang mengkritisi penambahan jumlah kursi untuk golongan agama,
khususnya Islam. Bagi Liga demokrasi “usaha Presiden Soekarno
dengan menambah kursi untuk golongan Islam pada hakekatnya
tidak akan menyelesaikan masalah, karena golongan komunis tetap
diuntungkan di dalam DPR-GR” 112
Ada kekhawatiran lain dari Liga Demokrasi, yaitu pembentukan
DPR-GR secara politis merupakan juga kemenangan golongan komunis
sehingga harus dilawan.
“Liga Demokrasi lawan prinsipil komunis (PKI)
yaitu aliran yang a-nasional dan anti demokrasi,
tidak bisa menerima begitu saja kemenangan PKI
di DPR-GR. Terhadap bahaya itu, Liga Demokrasi
Ada meminta sekali lagi agar rakyat Indonesia waspada
kekhawatiran dan meneruskan perjuangannya menegakkan
lain dari Liga demokrasi. Nyatalah bahwa pembentukan DPR-
GR merupakan ujian bagi partai politik maupun
Demokrasi, yaitu bagi calon-calon anggota DPR-GR, sampai dimana
pembentukan sebenarnya kesetiaan mereka terhadap cita-cita
DPR-GR secara demokrasi, sebagaimana terdapat di dalam UUD
politis merupakan ‘45” 113
juga kemenangan Di sisi lain, pembentukan Liga Demokrasi sebagai simbol dari
golongan komunis ketidaksetujuan terhadap pembubaran DPR dan pembentukan DPR-
sehingga harus GR sesungguhnya juga berhadapan dengan pihak-pihak yang tidak
dilawan. menerima pembentukan liga tersebut. Pihak ini jadinya merupakan
pendukung dibubarkannya DPR serta dibentuknya DPR-GR, terlepas
dari benar-benar sebagai pendukung murni atau hanya pendukung
setengah hati.
Dukungan terhadap keputusan Soekarno dalam pembubaran
DPR, pembentukan DPR-GR sekaligus memposisikan diri berseberangan
dengan pembentukan Liga Demokrasi yang menyertainya, tentu tidak
111 Pedoman, 21 Juni 1960
112 Pedoman, 4 Juni 1960, hlm. 1
113 Pedoman, 21 Juni 1960, hlm. 1
dpr.go.id 70