Page 71 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 71

D ARI DPR HA SIL  PEMIL U 1955
                                                                                                      KE DPR -GR



                                                       Sama seperti IPKI, Parkindo (Partai Kristen Indonesia) juga
                                                  menunjukkan sikap mendua. Keberadaan anggotanya di dalam Liga
                                                  Demokrasi hanya dianggap sebagai sikap pribadi. Hal ini misalnya
                                                  tercermin dari pernyataan Ketua Umum Parkindo, A.M. Tambunan,
                                                  yang mengatakan bahwa Parkindo tidak melarang anggotanya duduk
                                                  dalam pemerintahan, DPR-GR dan Liga Demokrasi, asalkan bukan
                                                  atas nama partai. Demikian pula dengan Partai Katholik. Namun tidak
                                                  seperti Parkindo yang tidak mengeluarkan pernyataan resmi, Partai
                                                  Katholik melalui pernyataan resminya membolehkan anggota partai
                                                  untuk duduk di dalam DPR-GR dan Liga Demokrasi, dengan catatan
                                                  tidak dibolehkan membawa nama partai.   Tokoh penting Partai
                                                                                          99
                                                  Katholik, I.J. Kasimo, bahkan menjadi salah seorang pendiri sekaligus
                                                  anggota presidium Liga Demokrasi.
                                                       Terhadap  DPR-GR,  melalui  rapat  umum  partai,  Partai
                                                  Katholik mengeluarkan statemen bahwa (1) Pembentukan DPR-GR
                                                  bertentangan dengan asas demokrasi; (2) Perimbangan anggota
                                                  DPR-GR menguntungkan PKI; dan (3) Partai Katholik tidak melarang
                                                  anggotanya duduk di dalam DPR-GR hingga terlaksana pemilihan
                                                  umum. 100
                                                       Selain dukungan dari partai-partai politik, Liga Demokrasi juga
                                                  didukung oleh perorangan yang tidak terikat dengan partai politik
                        Namun tidak               atau individu anggota partai politik yang partainya bersikap tidak
                    seperti Parkindo              mendukung atau bahkan menolak Liga Demokrasi. Tokoh-tokoh ini di
                                                                                                  101
                            yang tidak            antaranya Z.A. Tanamas dan Achmad Sanusi dari NU,  Hadi Soebeno
                                                                                                               102
                      mengeluarkan                dan A.K. Gani dari PNI, serta Mayor H. Aberani dari Angkatan Darat.
                                                  Kolonel Ahmad Sukendro, tokoh lain dari Angkatan Darat, bahkan
                 pernyataan resmi,                sempat berperan sangat aktif dalam pembentukan Liga Demokrasi
                       Partai Katholik            sebelum dirinya diberikan tugas belajar ke Amerika Serikat. 103
                melalui pernyataan                     Namun, tokoh penting yang mewakili dukungan perorangan

                             resminya             ini tentu saja Mohammad Hatta. Sikap Hatta misalnya tercermin
                                                  dalam tulisannya di majalah Pandji Masjarakat nomor 22 tanggal 1
                      membolehkan                 Mei 1960 yang kemudian dibukukan dengan judul sama, “Demokrasi
                      anggota partai              Kita”. Dalam tulisannya ini, Hatta mengkritik jalannya pemerintahan
                        untuk duduk               sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959, termasuk di dalamnya menyinggung

                      di dalam DPR-               tentang pembubaran DPR, pembentukan DPR-GR, serta peran Liga
                                                  Demokrasi. Akibat tulisan ini, Pandji Masjarakat edisi ini kemudian
                         GR dan Liga
                           Demokrasi              99   Harian Fadjar, 27 Juni 1960
                                                  100   Pedoman, 22 Juni 1960
                                                  101   Pedoman, 21 April 1960
                                                  102   Pedoman, 25 April 1960
                                                  103   Rosihan Anwar, Soekarno, Tentara, PKI : Segitiga Kekuasaan Sebelum Prahara Politik 1961 – 1965.
                                                    Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2006, hlm. 7



                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   65
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76