Page 66 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 66

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                                   “Sekarang ada perubahan yang sifatnya
                                                             fundamental. Rakyat Indonesia kini dibagi dalam
                                                             dua bagian yang ‘revolusioner’ dan yang ‘tidak’.
                                                             Telah diumumkan bahwa keanggotaan DPR GR
                                                             yang akan datang terdiri dari pejuang-pejuang
                                                             yang berjiwa manifesto politik. Jadi ukuran apakah
                                                             seorang revolusioner atau tidak ditentukan sepihak,
                                                             tidak berdasarkan atas sikap dan riwayat hidupnya
                                                             hingga sekarang, tapi atas dasar setuju atau tidaknya
                                                             terhadap beberapa konsepsi yang sewaktu-
                                                             waktu dihadapkan kepadanya. Yang dicap tidak
                                                             revolusioner tidak berhak menjadi DPR GR. Dengan
                                                             demikian terbentuklah dalam negara merdeka kita
                                                             ini dua kelas warganegara. Kelas pertama terdiri
                                                             dari manusia-manusia yang berhak memimpin dan
                                                             kelas kedua yang harus terpimpin terus menerus.
                                                             Tampak jelas kiranya kini makna demokrasi
                                                             terpimpin itu. Keanggotaan DPR GR semuanya

                     Masyumi jelas                           diangkat. Maafkanlah kalau yang demikian itu
                       kecewa dan                            mengingatkan kita pada kata bersejarah Loudwijk
                                                             XIV : L’etat C’est Moi (Negara itu adalah Aku)”
                                                                                                       85
                    makin kecewa
                 ketika mendapati                      Masyumi jelas kecewa dan makin kecewa ketika mendapati Partai

               Partai NU, sebagai                 NU, sebagai sesama partai besar berbasis Islam, terlihat meninggalkan
                     sesama partai                Masyumi dengan menerima begitu saja keputusan Presiden Soekarno
                                                  untuk masuk ke dalam DPR-GR. Majalah resmi milik Masyumi, Hikmah,
                     besar berbasis               sebagaimana dikutip Ahmad Syafii Maarif, menulis gagasan sebagai

                      Islam, terlihat             berikut.

                     meninggalkan                                   “Dan kalau memang NU menerima putusan
                         Masyumi ...                         ini (masuk dalam DPR-GR) tanpa Masyumi
                                                             dengan segala kerelaan hati jelaslah bahwa NU
                                                             menguburkan satu partai Islam yang terbesar
                                                             bersama lawan-lawannya, idenya melenyapkan satu
                                                             teman seperjuangannya sendiri dari permukaan
                                                             bumi Indonesia ini, yang mungkin pada suatu saat
                                                             teman itu akan banyak gunanya untuk kepentingan
                                                             perjuangan Islam, sekalipun barangkali akan



                                                  85   Ibid.




                                     dpr.go.id   60
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71