Page 67 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 67

D ARI DPR HA SIL  PEMIL U 1955
                                                                                                      KE DPR -GR



                                                             memberikan kerugian pada NU atau Liga Muslim.
                                                             Wahai kalau benarlah hasil Tampaksiring ini
                                                             diterima NU dengan perantaraan Idham Chalid,
                                                             Ketua Umumnya, dengan sukarela apalagi dengan
                                                             gembira ria pula, dengan sadar dan pandangan yang
                                                             jauh ah kalau bukan kepada-Mu ya Tuhan kepada
                                                             siapa lagi kerihan jiwa ini diadukan.
                                                                                              86

                                                       Masyumi dan NU memang biasa berbeda pendapat, namun
                                                  dalam soal pemerintahan yang berkait dengan kepentingan Islam
                                                  keduanya bersatu, khususnya ketika mempertahankan Islam sebagai
                                                  dasar negara.
                                                       NU bukan tanpa alasan menerima keputusan presiden masuk ke
                                                  DPR-GR. Dua tokohnya, Imron Rosyadi dan K.H.M. Dachlan memang
                                                  turut dalam pembentukan Liga Demokrasi. Imron Rosyadi bahkan
                                                  didapuk menjadi ketua liga.
                                                       Kyai Dahlan menyatakan bahwa penguburan partai-partai
                                                  bertentangan dengan semangat Islam karena dapat menimbulkan
                                                  kediktatoran. Imron Rosjadi, yang saat itu menjadi Ketua Pemuda
                                                  Anshor, menegaskan bahwa diktator bertentangan dengan Islam.
                                                                                                                87
                                                  Meskipun demikian, keduanya rupanya tetap gagal menarik partai ke
                                                  garis politik mereka.
                                                       Bagi NU, keikutsertaan partai untuk ikut dalam DPR-GR
                                                  didasarkan pada dalil fiqih dar al mafasid muqaddam ‘ala jalb al masalih,
                                                  yang maknanya menghindarkan bahaya didahulukan atau diutamakan
                                                  daripada melaksanakan kewajiban yang baik. NU menghindari dampak
                                                  buruk dengan menolak keputusan Soekarno yang didukung kelompok

                             Bagi NU,             nasionalis sekuler, komunis, dan tentara. Bagi NU, menerima hasil
                       keikutsertaan              Tampaksiring merupakan alternatif yang paling ringan keburukannya
                                                  sesuai dalil kaidah fiqih iza ta’arada mafsadatani ru’iya a’zamuha
                   partai untuk ikut              duaran bi irtikab akhaffihina, jika terjadi benturan dua hal yang
                         dalam DPR-               sama buruk maka dipertimbangkan yang lebih besar bahayanya dan

                      GR didasarkan               melaksanakan yang paling kecil akibat buruknya. Oleh karena itu, NU
                                                  memilih bergabung ke DPR-GR dengan pertimbangan lebih kecil risiko
                      pada dalil fiqih            buruk yang akan dihadapi ketimbang melawan kebijakan Presiden

                      dar al mafasid              Soekarno yang akan lebih berdampak buruk bagi NU dan umat Islam
                     muqaddam ‘ala                lainnya. 88

                    jalb al masalih ...
                                                  86   Maarif, Op. Cit.
                                                  87   Deliar Noer, Partai-Partai Islam Di Pentas Nasional 1945 -1965. Jakarta : PT. Pustaka Utama
                                                    Grafiti, 1987, hlm. 353-35
                                                  88   M. Ali Haidar, Nahdlatul Ulama dan Islam di Indonesia : Pendekatan Fiqih dalam Politik. Jakarta
                                                    : Gramedia, 1994, hlm. 163




                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   61
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72