Page 62 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 62

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                  tidak mendapat imbalan yang langsung diterima, akan digunakan
                                                  untuk kemakmuran serta kesejahteraan rakyat. Penerimaan pajak yang
                                                  diterima oleh pemerintah pusat akan dikembalikan untuk kepentingan
                                                  umum.
                                                       Namun, para wakil rakyat di DPR bagaimanapun tetap
                                                  berpendirian bahwa defisit penerimaan sebaiknya tidak ditutupi
                                                  dengan kenaikan pajak, tetapi dilakukan dengan penyeseuaian-
                                                  penyesuaian terhadap pengeluaran negara sehingga dapat dibatasi
                                                  hanya berjumlah 36 hingga 38 miliar rupiah. Dengan demikian,
                                                  masyarakat tidak dibebani dengan pajak-pajak yang terlampau berat.
                                                       Bagi Soekarno, penolakan ini diartikan bahwa DPR sudah tidak
                                                  dapat lagi diajak bekerja sama dan harus diganti. Pada tanggal 5 maret
                                                  1960, Ketua DPR menerima surat dari presiden tentang dikeluarkannya
                                                  Penetapan Presiden nomor 3 tahun 1960 yang di dalamnya disebutkan
                                                  antara lain sebagai berikut.
                                                                   “…bahwa dalam menjalankan tugas Dewan
                                                             Perwakilan Rakyat berdasarkan Penetapan Presiden
                                                             nomor 1 tahun 1959, Dewan Perwakilan Rakyat
                     Bagi Soekarno,                          sekarang ternyata tidak memenuhi harapan kami
                       penolakan ini                         supaya bekerja atas dasar saling membantu antara

                   diartikan bahwa                           pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat sesuai
                                                             dengan jiwa dan semangat Undang-Undang
                   DPR sudah tidak                           Dasar 1945, Demokrasi Terpimpin dan Manifesto

                   dapat lagi diajak                         Politik Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1959;
                 bekerja sama dan                            bahwa kerjasama antara pemerintah dan Dewan

                       harus diganti.                        Perwakilan Rakyat yang tidak memenuhi harapan
                                                             kami itu terutama disebabkan oleh susunan Dewan
                                                             Perwakilan Rakyat sekarang yang didasarkan atas
                                                             Undang-Undang Dasar Sementara 1950, bahwa
                                                             hal yang demikian itu menimbulkan keadaan
                                                             ketatanegaraan yang membahayakan persatuan
                                                             dan keselamatan negara, nusa dan bangsa, serta
                                                             menghambat  lancarnya  pembangunan  untuk
                                                             mencapai masyarakat yang adil dan makmur.”  80


                                                       Namun, yang mengejutkan DPR adalah isi Penetapan Presiden
                                                  nomor 3 tahun 1960, yaitu presiden membuat keputusan yang


                                                  80   Subagijo IN, Jusuf Wibisono : Karang di Tengah Gelombang. Jakarta : Gunung Agung, 1980, hlm.
                                                    237




                                     dpr.go.id   56
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67