Page 12 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 12

P E N D A H U LU A N



                                                   menghadiri Sidang Kabinet Dwikora pada 15 Januari 1966 di Istana
                                                   Bogor.  Hasil rapat kabinet ternyata tidak memuaskan para mahasiswa.
                                                         4
                                                   Presiden bahkan mengkritik cara-cara KAMI dan rombongannya dalam
                                                   melancarkan unjuk rasa selama ini. Tak hanya itu, Sukarno juga tidak
                                                   mau disalahkan atas melonjaknya harga yang sebenarnya merupakan
                                                   dampak blunder kebijakan ekonomi pemerintah.
                                                         Perombakan (reshuffle) kabinet yang diumumkan Sukarno pada
                          Perombakan               21 Februari 1966 justru semakin memanaskan suasana. Ini terjadi
                   (reshuffle) kabinet             lantaran masih ada beberapa tokoh berhaluan kiri yang dimasukkan
                    yang diumumkan                 dalam kabinet. Selain itu, dalam pidatonya, Presiden masih membela
                         Sukarno pada              PKI dengan mengatakan, justru PKI-lah yang pertamakali menuntut
                                                                                                       5
                     21 Februari 1966              perombakan Kabinet Dwikora, lebih dulu ketimbang KAMI.   Meledaklah
                        justru semakin             unjuk rasa besar-besaran jilid kedua untuk merespons keputusan itu.
                         memanaskan                Pada 24 Februari 1966, terjadi bentrokan antara demonstran melawan
                                suasana.           Resimen Cakrabiwara (Pasukan Pengawal Presiden) di depan Istana
                                                   Negara. Dalam insiden ini, seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran
                                                   UI bernama Arif Rahman Hakim tewas tertembak.


                                                   1.1.  Awal Transisi Kekuasaan Politik

                                                         Sehari berselang, KAMI dibubarkan paksa oleh Presiden sebagai
                                                   konsekuensi atas kericuhan tersebut. Namun, gelora unjuk rasa
                                                   anti-PKI tidak pernah padam. Sukarno yang kian terjepit posisinya
                                                   akhirnya  mengeluarkan  Surat  Perintah  (SP)  11  Maret  1966.  Surat
                                                   perintah itu memberi wewenang kepada Letnan Jenderal Soeharto
                                                   sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat untuk mengambil
                                                   segala tindakan yang dianggap perlu guna menjamin keamanan
                                                   dan ketenangan serta kestabilan jalannya revolusi. Ternyata, oleh
                                                   Soeharto surat yang kemudian dikenal dengan nama “Supersemar”
                                                   itu kemudian  digunakannya untuk segera mengambil  beberapa
                                                   tindakan dalam rangka “pembaharuan dan stabilitas politik” dengan
                                                   mengeluarkan surat keputusan atas nama presiden. Di antaranya
                                                   dengan membubarkan PKI dan organisasi-organisasi di bawahnya
                                                   pada 12 Maret  1966. Dengan pembubaran PKI itu, maka terpenuhilah
                                                   sebagian tuntutan rakyat. Tidak hanya itu, pada 18 Maret 1966 ia juga


                                                   4    Namun, yang diundang bukan hanya KAMI, yang konsisten menuntut pembubaran PKI. Presiden
                                                      mengundang pula Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) versi Partai Nasional Indonesia
                                                      (PNI) pimpinan Ali Sastroamidjojo dan Surachman (dikenal dengan sebutan “PNI-Asu”, akronim
                                                      dari nama kedua pimpinannya), yang cenderung agak kiri dan dekat dengan Sukarno, serta
                                                      beberapa elemen mahasiswa lainnya. Lihat Soe Hok Gie, Zaman Peralihan, hlm. 7.
                                                   5    Budi Setiyono dan Bonnie Triyana, Revolusi Belum Selesai: Kumpulan Pidato Presiden Soekarno
                                                      30 September 1965 – Pelengkap Nawaksara (Jakarta: Mesiass, 2014), hlm. 398.




                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   3
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         Bab I.indd   3                                                                                             11/21/19   17:50
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17