Page 121 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 121

MENGU ATNYA  PENGARUH ORDE B ARU
                                                                                               DI DPR (19 71 - 19 77)



                                                         d. Mempergunakan secara optimal dan maksimal tanda gambar
                                                            “Beringin” sebagai sarana memenangkan Golkar.
                                                         e. Mengatur dan melaksanakan kampanye di pusat, daerah-
                                                            daerah pemungutan suara dan sampai ke desa-desa secara
                                                            efektif dan efisien.


                                                           Menjelang pemilu 1971, Operasi khusus Ali Moertopo
                                                   mempunyai strategi baru dalam mengintervensi Nahdlatul Ulama (NU).
                                                   Intervensi dilakukan dengan cara berbeda yaitu lebih menekankan
                                                   penggalangan kerjasama di mana partai-partai tidak akan menentang
                   Menjelang pemilu                peran utama Angkatan Darat. Langkah yang dilakukan Opsus antara
                1971, Operasi khusus               lain memberikan Nahdlatul Ulama status dan dana bagi kegiatan-
                          Ali Moertopo             kegiatan keagamaan, Idham Chalid (Ketua Umum NU) akan mendukung
                           mempunyai               Soeharto sebagaimana Soekarno dimasa lalu. . Operasi khusus melalui
                                                                                           158
                  strategi baru dalam              intervensi juga dilakukan terhadap kelompok nasional lainnya seperti:
                      mengintervensi               Parmusi, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) yang melalui
                     Nahdlatul Ulama               kongres bulan Mei 1970 dan dari hasil kongres tersebut didapatkan
                                                                                             159
                                     (NU).         pemimpin IPKI yang pro dengan pemerintah.
                                                           Pada kampanye 1971, Golkar diambil alih oleh Departemen
                                                   Dalam Negeri. Departemen Pertahanan dan Keamanan, dan
                                                   sekelompok intelektual Orde Baru yang punya hubungan dengan
                                                   Ali Moertopo. Tugas berikutnya adalah mengorganisasikan upaya
                                                   kampanye nasional dengan mengidentifikasi Golkar sebagai kekuatan
                                                   progresif masyarakat Indonesia, kekuatan pembangunan programatis
                                                   non-ideologis.  Kontak  nyata  dengan  para  pemilih  dibuat  oleh
                                                   pejabat-pejabat kelurahan dan desa dibawah pengawasan pejabat-
                                                   pejabat Departemen Dalam Negeri tingkat kecamatan, kotamadya,
                                                   dan propinsi. Suatu kebijakan “monoloyalitas” pejabat kepada Golkar
                                                   diperkuat oleh komandan-komandan militer lokal. Sebagian besar
                                                   ketua Golkar propinsi dan kotamadya, serta kecamatan, adalah
                                                   perwira-perwira yang masih aktif berdinas.
                                                                                           160











                                                   158   Arif Yulianto.Hubungan Sipil Militer di Indonesia Pasca Orba. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
                                                      2002. Hal. 276.
                                                   159   Arif Yulianto. 2002. Hubungan Sipil Militer di Indonesia Pasca Orba. Jakarta: PT. RajaGrafindo
                                                      Persada.hal. 268
                                                   160   Liddle, 1992: 37



                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   115
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         Bab III.indd   115                                                                                         11/21/19   18:10
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126