Page 477 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 477

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN




                                                   IV/1987-1988 tentang Ruang Lingkup Tugas/Pasangan Kerja Komisi-
                                                   Komisi dalam Dewan Perwakilan Rakyat RI. Pelaksanaan hubungan
                                                   antara DPR RI dengan Mahkamah Agung dilakukan oleh Wakil Ketua
                                                   DPR RI, bersama dengan Pimpinan Komisi III yang membidangi
                                                   Departemen Kehakiman dan Kejaksaan Agung dengan mengadakan
                                                   konsultasi-konsultasi di Gedung Mahkamah Agung di Jalan Merdeka
                                                   Selatan Nomor 13 Jakarta atau di Gedung DPR RI. Konsultasi yang
                                                   dilakukan oleh DPR, sesuai dengan kesepakatan Mahkamah Agung,
                       Selain hubungan             materi konsultasi adalah hal-hal yang berkaitan dengan RAPBN atau
                        dengan instansi            masalah yang merupakan masukan bagi kedua belah pihak dalam
                           dalam negeri,           hubungannya dengan penegakkan hukum.
                              DPR RI juga                Disamping hubungan kerja berupa konsultasi tersebut, DPR
                   menjalin hubungan               RI periode 1987--1992, sebagai Legislatur, mengajukan empat orang
                     kerjasama dengan              calon untuk mengisi jabatan Hakim Agung, yang tertuang dalam Surat
                      pihak luar negeri.           Keputusan DPR RI Nomor 3/DPR-RI/I/1988-1989 tentang pencalonan
                                                   Hakim Agung pada Mahkamah Agung. Hal ini sesuai dengan Undang
                                                   Undang Nomor 13 tahun 1965 tentang Pengadilan dalam Lingkungan
                                                   Peradilan Umum dan Mahkamah Agung, yang menyebutkan bahwa
                                                   Hakim Mahkamah Agung diangkat oleh Presiden atas usul DPR melalui
                                                   ketua Mahkamah Agung dan Menteri Kehakiman. Nama-nama calon
                                                   Hakim Agung yang diajukan oleh DPR kepada Presiden, yaitu: (1) Mayor
                                                   Jenderal M. Djaelani, S.H., (2) R. Mohammad Iman, S.H., (3) Laksamana
                                                   Muda Soeharso, S.H., dan (4) Bambang Sumedi, S.H. Dari keempat orang
                                                   itu, Presiden kemudian menetapkan tiga orang Hakim Agung pada
                                                   Mahkamah Agung, berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 295/M
                                                   tahun 1988, yaitu: (1) R. Mochammad Iman, S.H., (2) Mayor Jenderal M.
                                                   Djaelani, S.H., dan (3) Laksamana Muda Soeharso, S.H..
                                                         Pada bulan Juli 1992, DPR RI memproses pengusulan Calon Ketua
                                                   Mahkamah Agung, oleh karena Ketua Mahkamah Agung saat itu, Ali
                                                   Said S.H., telah memasuki usia pensiun. Pimpinan DPR pada tanggal
                                                   6 Juli 1992, mengadakan pertemuan konsultasi dengan pimpinan
                                                   fraksi-fraksi. Dalam pertemuan tersebut pimpinan DPR meminta
                                                   kepada pimpinan fraksi untuk mengusulkan nama-nama Calon Ketua
                                                   Mahkamah Agung. Setelah Surat Keputusan Presiden Nomor 152/M
                                                   tahun 1992 tentang pemberhentian Ali Said sebagai Ketua Mahkamah
                                                   Agung diterima oleh pimpinan DPR, rapat Paripurna DPR kemudian
                                                   menugaskan Badan Musyawarah untuk membahas usul pencalonan
                                                   Ketua Mahkamah Agung yang baru.
                                                         Di dalam rapat Badan Musyawarah tanggal 16 Juli 1992, telah





                                       dpr.go.id   476





         Bab VI CETAK.indd   476                                                                                 25/11/2019   01:40:09
   472   473   474   475   476   477   478   479   480   481   482