Page 483 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 483
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
di Indonesia belum mengkinkan untuk mewujudkan DPR yang sesuai
dengan harapan banyak pihak. Lingkungan ekonomi juga menyebabkan
Wakil Ketua DPR RI, adanya sebagain anggota DPR yang menganggap kedudukan DPR
Saiful Sulun. Beliau sebagai pekerjaan dan akibatnya mereka tidak bekerja sebagai wakil
mengkritik para rakyat tapi lebih sebagai birokrat.
323
cendekiawan yang Menanggapi kritikan tersebut, pihak DPR pun merespon. Salah
dianggapnya selalu satu yang merespons langsung adalah Ketua DPR, M. Kharis Suhud.
menyudutkan DPR Dalam wawancaranya dengan Kompas pada September 1988, beliau
dengan komentar- mengakui peranan DPR RI sebagai lembaga perwakilan rakyat belum
komentar yang maksimal mewakili kepentingan rakyat. Tradisi sistem pencalonan,
tidak proporsional kualitas anggota dan cara kerja DPR merupakan beberapa faktor yang
di media massa. menghambat lembaga ini dalam menjalankan peranannya. Sistem
pencalonan di Indonesia yang masih memilih tanda gambar dan bukan
memilih calon secara langsung sehingga yang menentukan adalah DPP
Partai yang bersangkutan. Penentuan itu sendiri seringkali didarakan
pada hubungan personal, suka atau tidak suka dan bukan didasarkan
pada kualitas calon. Berjalannya sistem seperti itu menyebabkan
anggota DPR yang terpilih kurang mencerminkan keinginan rakyat
yang diwakilinya. Meskipun pernyataannya mengandung resiko
“menepuk air didulang tepercik muka sendiri”, namun Kharis Suhud
merasa berbagai kelemahan DPR harus disadari oleh berbagai pihak
demi adanya perubahan yang lebih baik. Tanpa kritik dan koreksi
dari masyarakat, tidak mungkin DPR dapat melaksanakan tugas dan
wewenangnya dengan baik. Sekalipun kritik-kritik tersebut tidak
sepenuhnya benar ia mengharapkan para wakil rakyat tetap berjiwa
besar dan berlapang dada dan menjadikan hal tersebut sebagai cambuk
untuk semakin berkerja lebih baik 324
Respon dari pihak internal DPR RI antara lain juga dilakukan
oleh Wakil Ketua DPR RI, Saiful Sulun. Beliau mengkritik para
cendekiawan yang dianggapnya selalu menyudutkan DPR dengan
komentar-komentar yang tidak proporsional di media massa.
Menurutnya, para cendekiawan tersebut harusnya memahami bahwa
fungsi DPR tidak lebih dari sekedar lembaga pengontrol sedangkan
kewenangan bertindak berada pada lembaga ekskutif. Dalam
pandangan Saiful Sulun, pihak pemerintah dirasakan masih kurang
terbuka dan kurang memiliki kesungguhan politik dalam menanggapi
323 “Anggota DPR Tak Punya Hubungan Batin Dengan Yang Diwakili”, Kompas, 16 Desember 1992,
hlm 1
324 “M. Kharis Suhud: Tanpa Kritik Tak Mungkin DPR Laksanakan Tugasnya”, Kompas, 20 September
1992, hlm 12.
dpr.go.id 482
Bab VI CETAK.indd 482 25/11/2019 01:40:09