Page 554 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 554

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   Pada hari sabtu tanggal 27 Juli 1996 kelompok pendukung Suryadi
                                                   bergerak untuk merebut gedung DPP PDI. Lima truk yang mengangkut
                                                   200 orang pendukung Suryadi yang di pimpin oleh Buttu Hutapea
                                                   Sekjen PDI dengan mengenakan kaus bertuliskan “ Pro Kongres “
                                                   tiba di depan kantor PDI. Pendukung Megawati bertahan di halaman
                                                   kantor. Kedua belah pihak bentrok saling melempar batu sehingga
                                                   kaca-kaca jendela hancur berantakan. Sementara kelompok massa
                                                   yang bergerak dari arah lain membakar semua bus di Jalan Surabaya.
                                                   Di tengah-tengah “perang batu” aparat Kepolisian dengan mengendarai
                                                   ambulans mengadakan negosiasi dengan pendukung Megawati yang
                                                   disusul oleh Komando Kodim 0501. Dua panser bergerak dari jalan
                                                   Surabaya menuju kearah keributan. Menjelang pukul 09.00 masa
                                                   pendukung Suryadi berhasil memasuki halaman gedung. Pendukung
                                                   Megawati terdesak, aparat kepolisian bergerak memisahkan mereka
                                                   dan menutupi jalan antara Jalan dan Pegangsaan. Puluhan korban
                                                   berjatuhan. Pendukung Megawati yang terkonsentrasi di depan
                                                   gedung bioskop Megaria, mencoba menembus barikade Polisi. Massa
                                                   kemudian mundur kearah Cikini, Salemba dan Jalan proklamasi. Massa
                                                   yang mundur kearah Salemba dan Matraman merusak dan membakar
                                                   kantor Persit/Chandra Kirana, gedung Departemen Pertanian berserta
                                                   mobil yang berada di dalamnya. Mereka juga merusak dan membakar
                                                   gedung Darmek, Bank Keswan, dan Bank Swarsarindo. Sebagian
                                                   massa melempari kantor Polsek Matraman. Massa yang bergerak
                                                   kearah Kramat Raya membakar Show-room Toyota Auto 2000 yang
                                                   berada disebelahnya juga tidak luput dari amukan massa, dan merusak
                           Sementara               gedung Bank Bumi Daya dan Bank Dagang Negara. Ribuan massa terus

                   kelompok massa                  bergerak ke arah Matraman. Dengan tembakan ke udara, massa mulai
                      yang bergerak                tercerai-berai. Sebagian ke arah Pramuka, sebagian lagi ke arah Proyek

                        dari arah lain             Perdagangan Senen. Sebelumnya, seorang polisi kelihatan memegangi
                           membakar                kepalanya yang bocor kena lemparan batu. Massa yang bergerak ke
                                                   sekitar Jalan Proklamasi merusak gedung Telkom, persis di depan jalan
                        semua bus di               tempat Proyek Apartemen Menteng. Mereka menjadi satu kerumunan
                     Jalan Surabaya.               besar di pos polisi di bawah jembatan kereta api layang. Belum lagi masa
                                                   dari arah selatan di bawah jembatan layang kereta api yang sebelumnya
                                                   dipukul mundur, sudah mulai bergerak maju dan menjadi satu kembali
                                                   dengan massa besar tadi. Mimbar Bebas pun digelar. Helikopter
                                                   polisi terus memantau massa yang mulai mengadakan mimbar bebas.
                                                   Dipandu aktivis pemuda, mimbar bebas menjadi ajang umpatan pada
                                                   aparat keamanan, dan sanjungan untuk Mega “Mega Pasti menang”





                                       dpr.go.id   554





         Buku 4 Bab VII CETAK.indd   554                                                                           11/22/19   6:06 AM
   549   550   551   552   553   554   555   556   557   558   559