Page 555 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 555

DPR MENGHAD API  TANTANGAN NA SIONAL  D AN
                                                                        GL OB AL  HINGGA  MA S A   AKHIR ORDE B AR U
                                                                                                      1992 – 1998


                                                   terus terdengar. Masa yang masih di dalam pagar lintasan kereta api
                                                   mulai merobohkan pagar besi. Lantas menyatu dengan massa peserta
                                                   mimbar bebas. Jalan Panataran dan membakar 23 mobil. Dua toko di
                                                   Jalan Proklamasi juga di bakar. Massa yang mundur lewat Jalan Cikini
                                                   merusak gedung Bank BHS. Sementara itu, aksi pendukung Megawati
                                                   masih berlanjut sampai hari Minggu tanggal 28 juli. Melihat peristiwa
                                                   kerusuhan ini pemerintah bereaksi keras, Kepala Staf Sospol ABRI
                                                   Syarwan Hamid dan Dirjen Sospol Depdagri Sutoyo N.K. mengundang
                                                   sejumlah organisasi massa ke Departemen Dalam Negeri.  473
                                                         Mereka menyatakan bahwa peristiwa kerusuhan itu berkembang
                                                   bukan lagi murni masalah intern PDI, melainkan sudah meluas dengan
                                                   masuknya pelbagai kepentingan yang beraliansi dengan pimpinan PDI.
                                                   Sejumlah 240 orang di tangkap dan 120 orang di nyatakan sebagai
                                                   tersangka.  Peristiwa itu berlanjut dengan diburu dan ditangkapnya
                                                             474
                                                   beberapa orang aktivis PDI  yang ditahan oleh Kejaksaan agung, antara
                                                   lain, Mochtar Pakpahan, Pimpinan Serikat Buruh Indonesia(SBS) dan
                                                   tokoh-tokoh Partai Rakyat Demokratik (PRD), tokoh majelis Rakyat
                                                   Indonesia (MARI) Ridwan Saidi, Permadi, Budiman Sujatmiko, dan
                                                   Petrus Haryanto. Yang dianggap telah melecehkan Presiden. sehingga
                                                   mereka dituntut dengan Undang-Undang anti-subversif. Motif politik
                                                   dalam kasus ini sangat jelas. Bahkan, dalam pengakuan ketua PDI,
                                                   Soerjadi dikatakan bahwa penyerbuan dilakukan oleh Brimob dan TNI
                                                   yang berpakaian PDI.  Selain pimpinan-pimpinan ini yang ditahan,
                                                                       475
                                                   tidak menutup kemungkinan adanya korban yang ditimbulkan akibat
                                                   peristiwa ini.
                                                         Berdasarkan penelitian Komnas HAM, 70 orang dinyatakan
                                                   hilang dan 149 orang luka-luka. Kerugian material meliputi 22 gedung
                                                   dan 91 mobil dibakar, serta 2 sepeda motor rusak. Ini sekali lagi
                                                   membuktikan kepada kita betapa perlunya adanya penyatuan didalam
                                                   perbedaan. Banyak insiden-insiden yang terjadi dilatarbelakangi oleh
                          Berdasarkan              beberapa faktor. Pengamatan yang lebih cermat memperlihatkan
                             penelitian            bahwa ada kecenderungan sasaran aksi kerusuhan lebih didomonasi
                   Komnas HAM, 70                  78% oleh masyarakat atau kerusuhan yang bersifat komunal (SARA).

                   orang dinyatakan                Disamping unsur SARA juga terdapat kerusuhan yang bersifat politik
                                                   juga. Mengingat kondisi politik Indonesia yang tidak stabil saat ini.
                      hilang dan 149               Diberbagai Media Massa Nasional dicatat insiden yang terjadi dari
                     orang luka-luka.

                                                   473  Ibid
                                                   474  Marwati Djoned Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, dkk, Sejarah Nasional Indonesia VI.
                                                      Balai Pustaka,Jakarta.2008, Hal:599
                                                   475  http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_27_Juli



                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   555
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         Buku 4 Bab VII CETAK.indd   555                                                                           11/22/19   6:06 AM
   550   551   552   553   554   555   556   557   558   559   560