Page 558 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 558

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   memunculkan isu “Mega-Bintang”. Isu yang merupakan fenomena
                                                   bergabungnya massa PDI pendukung Megawati dalam kampanye PPP
                                                   (bintang, lambang PPP saat itu) dengan menggunakan atribut “Mega-
                                                   Bintang” ternyata mendapat sambutan yang antusias dari massa PDI
                                                   pendukung Megawati, bukan hanya di Surakarta tetapi juga meluas
                                                   ke berbagai kota di Jawa, seperti Semarang, Malang, Surabaya, dan
                                                   Jakarta. Para pendukung Megawati ikut meramaikan kampanye PPP
                                                   tanpa kehilangan identitas mereka sebagai pendukung Megawati.
                                                                                                                479
                                                         Fenomena “Mega-Bintang” secara signifikan menjadi diskursus
                                                   yang meluas ketika kampanye berlangsung. Ketika massa PPP sedang
                                                   berkampanye, maka baik massa para peserta kampanye maupun
                                                   masyarakat simpatisan selalu membuat kode (simbol) pada jari tangan
                                                   dengan angka 1 dan 3 sebagai lambang PPP dan PDI Megawati. Tidak
                                                   ketinggalan, bendera merah-hijau bertuliskan “Mega-Bintang” juga
                                                   dimunculkan dan marak dikibarkan, seperti saat kampanye PPP
                                                   di Jakarta pada 8 Mei 1997. Puluhan ribu massa Partai Bintang bak
                                                   menenggelamkan Jakarta dalam lautan hijau, warna seragam PPP.
                             Fenomena              Massa juga mengarak atribut-atribut bergambar Megawati. Padahal,
                       “Mega-Bintang”              saat itu, Megawati tidak ambil bagian dalam Pemilu karena berseteru

                      secara signifikan            dengan PDI yang dipimpin oleh Soerjadi.
                                                         Melihat perkembangan situasi yang kurang menguntungkan
                   menjadi diskursus               dirinya, pemerintah lalu merespons dengan mengeluarkan larangan
                          yang meluas              membawa spanduk dan kostum Mega-Bintang dalam kampanye. Massa
                     ketika kampanye               yang resisten ternyata balik memunculkan plesetan politik untuk

                          berlangsung.             mensiasati larangan tersebut. Alhasil, muncullah spanduk semacam
                                                   “Megang-Bintang” dan idiom-idiom lain yang ingin menunjukkan
                                                   bahwa keberadaan para pendukung Megawati masih tetap dapat
                                                   berekspresi dalam kampanye pemilu.
                                                         Isu Mega-Bintang muncul sebagai antitesis dari hegemoni  Golkar
                                                   sejak Pemilu 1971 yang selalu menang. Warga PPP dan PDI ingin
                                                   perubahan, termasuk mengganti Presiden Soeharto. Kala itu, merebak
                                                   wacana yang mendukung Megawati sebagai Presiden RI, dan wakilnya
                                                   adalah Buya Ismail Hasan Metarium, Ketua Umum PPP.     480  Inilah
                                                   salah satu bentuk perlawanan dari para peserta pemilu untuk tidak
                                                   “menjadi Golkar”, apalagi kekuatan politik dukungan pemerintah ini
                                                   giat melancarkan aksi kuningisasi di mana-mana. Suasana lebih panas


                                                   479 M. Fachri Adnan, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perolehan Suara Partai Politik Pada
                                                      Pemilihan Umum,” https://media.neliti.com/media/publications/241317-faktor-faktor-yang-
                                                      mempengaruhi-peroleha-0ce0dd4a.pdf.
                                                   480  “Teringat Mega-Bintang”,  http://www.mdn.biz.id/n/333124/, Rabu, 10 Jan 2018.



                                       dpr.go.id   558





         Buku 4 Bab VII CETAK.indd   558                                                                           11/22/19   6:06 AM
   553   554   555   556   557   558   559   560   561   562   563