Page 159 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 159
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
Demikian, beragam dinamika yang muncul setelah Presiden Soekarno
mengumumkan untuk membubarkan DPR hasil pemilihan umum 1955
dan membentuk DPR baru dengan terdapat embel-embel gotong-
royong di belakangnya. Sebagai lembaga legislatif keduanya cukup
berbeda. Anggota DPR-GR tidak lagi berdasarkan pada perimbangan
kekuatan partai atau organisasi dalam pemilu
1955 sebagaimana yang terjadi dalam DPR
periode sebelumnya.
Sebagai lembaga Justru DPR-GR ini anggotanya terdiri dari lima
legislatif keduanya golongan, yang empat di antaranya merupa-
kan partai politik dengan haluan nasionalis,
cukup berbeda. Anggota Islam, komunis, dan Kristen-Katolik. Semen-
DPR-GR tidak lagi tara satu lagi merupakan golongan fungsional.
Akan tetapi, hal tersebut justru dianggap buruk
berdasarkan pada bagi beberapa pihak yang duduk di luar peme-
perimbangan kekuatan rintah. Sebab, besar kemungkinan akan mela-
hirkan satu golongan yang memiliki pengaruh
partai atau organisasi dan kedudukan yang kuat dalam DPR-GR.
dalam pemilu 1955. Selain itu, muncul berbagai pandangan mi-
ring lain tentang DPR-GR. Sesungguhnya, re-
aksi-reaksi yang muncul terhadap DPR-GR ti-
daklah lepas dari permasalahan pembubaran
DPR hasil Pemilihan Umum 1955. Hal ini terjadi
karena sejak Presiden Soekarno membubarkan DPR dan kemudian
mengumumkan rencana pembentukan DPR-GR, banyak pihak yang
sudah membaca bagaimana nasib dan kedudukan lembaga legislatif
tersebut.
Walaupun demikian, segala upaya dan reaksi dari pihak yang kon-
tra terhadap pembentukan DPR-GR tidak bisa menghalangi kehen-
dak Presiden Soekarno. Sejak memasuki masa Demokrasi Terpimpin,
Soekarno telah memiliki kekuasaan yang besar akibat adanya Manifes-
to Politik sebagai GBHN-nya, dan lembaga legislatif sendiri kehilangan
perannya karena berada pula di bawah kuasa presiden.
152