Page 154 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 154

UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA
                                                                                                         (1950-1960)





                  demokrasi terpimpin adalah peralihan dari sistem
                  parlementer yang pusat kekuasaan berada di ta-
                  ngan partai-partai menuju sistem presidensial de-      DPR hasil Pemilu
                  ngan Presiden Soekarno sebagai pemeran utama.
                                                                         1955 yang

                  DPR  merupakan  salah  satu  lembaga  negara           sebenarnya dibentuk
                  yang  tentu  terpengaruh  ketika  Dekrit  Presiden     dengan landasan
                  5  Juli  1959  dikeluarkan.  DPR,  yang  kala  itu  di-
                  pilih  berdasarkan  hasil  Pemilihan  Umum  1955       pemerintahan
                  dan  bekerja  berdasarkan  UUDS,  diminta  tetap       parlementer tetap
                  bekerja menjalankan fungsinya namun dengan
                  mengganti kelengkapan maupun tata tertib se-           bekerja, namun di
                  suai  Undang-Undang  Dasar  1945.  DPR  pada           bawah pemerintah
                  masa  setelah  dekrit  tersebut  dapat  dikatakan
                  adalah DPR periode 1959.                               presidensial.


                  Jika kita ulas kembali kinerjanya selama peme-
                  rintahan Kabinet Karya (Kabinet Djuanda), DPR
                  hasil Pemilihan Umum 1955 memang produktif
                  dalam membuat dan mengesahkan undang-undang. Sejak 1957 sam-
                  pai 1958 saja tercatat 167 undang-undang telah disahkan, belum ter-
                  masuk undang-undang yang disahkan sebelum Dekrit Presiden 5 Juli
                  1959, yang selama tahun 1959 tercatat 29 undang-undang.


                  Selama sekitar lima tahun masa tugasnya, DPR hasil Pemilihan Umum
                  1955  telah  secara  produktif  menghasil  produk-produk  hukum  yang
                  berguna bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebanyak 113 un-
                  dang-undang baru telah disahkan, dari 145 rancangan undang-undang
                  yang diajukan pemerintah dan 8 rancangan undang-undang dari usul
                  inisiatif DPR sendiri.


                  DPR hasil Pemilu 1955 yang sebenarnya dibentuk dengan landasan pe-
                  merintah parlementer tetap bekerja namun di bawah pemerintah presi-
                  densial. DPR 1959 kemudian dilantik pada 23 Juli 1959 di Istana Negara
                  oleh Presiden Soekarno. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 157
                  Tahun 1959, ditetapkan pimpinan DPR 1959 yang sebenarnya sama de-
                  ngan pimpinan DPR 1955, yakni:

                    •  Ketua: Mr. Sartono
                    •  Wakil Ketua I: H. Zainul Arifin
                    •  Wakil Ketua II: Arudji Kartawinata
                    •  Wakil Ketua III: H.Zainul Abidin Ahmad





                    dpr.go.id                                                                              147
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159