Page 153 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 153

SEABAD RAKYAT INDONESIA
           BERPARLEMEN





                                                           rangka  mewujudkan  kehidupan  dengan  dasar
                                                           hukum dan sendi resmi negara, yakni Undang-
           Meski gagasannya                                Undang Dasar 1945. Untuk kepentingan negara,
                                                           berkaitan dengan menjaga stabilitas keamanan
           sudah lama terdengar,                           dan  ketertiban,  KSAD  melalui  Koordinator
           berlakunya Dekrit                               Penerangan Peperpu menegaskan pula bahwa
                                                           setelah dekrit keluar, Undang-Undang Keadaan
           Presiden 5 Juli                                 Bahaya  tetap  berlaku  dan  larangan  kegiatan

           1959 mempertegas                                politik pun tetap berlaku.

           dimulainya masa                                 Setelah Dekrit 5 Juli 1959, lembaga Konstituante
           Demokrasi Terpimpin.                            dibubarkan dan dengan segera dibentuk MPRS.
                                                           Selain itu, DPR sebagai lembaga legislatif hasil
           Peralihan dari                                  Pemilihan Umum 1955 yang dibentuk berdasar-

           Demokrasi Parlementer                           kan Undang-Undang Dasar Sementara pun ter-
                                                           pengaruh  setelah  lahirnya  dekrit  tersebut.  DPR
           menuju Demokrasi                                hasil  Pemilihan  Umum  1955  diminta  Presiden

           Terpimpin juga                                  untuk  tetap  bekerja  namun  menyesuaikan  de-
                                                           ngan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945.
           merupakan satu upaya                            Melalui Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1959

           dari Presiden Soekarno                          tertanggal 22 Juli 1959 tentang Dewan Perwakilan
                                                           Rakyat, DPR tetap bekerja sebagai lembaga le-
           untuk membuat                                   gislatif untuk mendukung jalannya dekrit.

           kedudukannya sebagai                            Melalui  Penetapan  Presiden  diatur  pula  pem-

           presiden lebih kokoh.                           bentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Se-
                                                           mentara, Dewan Pertimbangan Agung Semen-
                                                           tara,  dan  penyesuaian  Dewan  Perancangan
                                                           Nasional. Beberapa Penetapan Presiden, yakni
                                                           nomor 1 hingga 4, dibuat sesuai hasil dari rapat
                                      Kabinet Kerja pada 22 Juli 1959 dan langsung diundangkan pada hari
                                      yang  sama.  Penetapan  Presiden  tersebut  dikeluarkan  dalam  rangka
                                      melaksanakan  dekrit  agar  segera  dilaksanakan  perubahan,  pembu-
                                      baran, pembentukan, hingga penunjukan pimpinan dalam tubuh lem-
                                      baga-lembaga negara pendukung pemerintah.


                                      Meski  gagasannya  sudah  lama  terdengar,  berlakunya  Dekrit  Presiden
                                      5 Juli 1959 mempertegas dimulainya masa Demokrasi Terpimpin. Pera-
                                      lihan  dari  Demokrasi  Parlementer  menuju  Demokrasi  Terpimpin  juga
                                      merupakan  satu  upaya  dari  Presiden  Soekarno  untuk  membuat  ke-
                                      dudukannya  sebagai  presiden  lebih  kokoh,  sehingga  ia  memiliki  ku-
                                      asa  untuk  menjalankan  program-programnya.  Maka  pelaksanaan




           146
   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158