Page 150 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 150

UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA
                                                                                                         (1950-1960)





                  Sementara itu, di tengah kondisi yang tidak menentu akibat mandek-
                  nya pemungutan suara yang dilakukan Konstituante, pemerintah mela-
                  lui A.H. Nasution sebagai Ketua Penguasa Perang Tertinggi melakukan
                  upaya untuk mengendalikan keadaan. Nasution mengeluarkan Pera-
                  turan Penguasa Perang Pusat/Kepala Staf Angkatan Darat tertanggal
                  3  Juni  1959  No.  Prt/Peperpu/040/1959.  Peraturan  tersebut  berisikan
                  larangan melaksanakan kegiatan-kegiatan politik di seluruh Indonesia.


                  Soekarno pada akhirnya memilih jalan lain untuk kembali ke Undang-
                  Undang Dasar 1945, yakni melalui Dekrit Presiden sebagai jalan yang
                  sebetulnya  tidak  konstitusional.  Meski  demikian,  banyak  kalangan
                  menerima dekrit itu sebagai solusi karena langkah konstitusional mela-
                  lui Sidang Pleno Konstituante yang diwarnai perdebatan panjang pun
                  tidak  dapat  diwujudkan  hingga  tuntas.  Krisis  pemerintahan  yang  di-
                  khawatirkan meluas dan tekanan dari Angkatan Darat menjadi faktor-
                  faktor pendorong dikeluarkannya dekrit oleh Presiden Soekarno.


                  Pada 5 Juli 1959 Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden tentang Kem-
                  bali  Kepada  Undang-Undang  Dasar  1945.  Tindakan  Soekarno  yang
                  krusial ini ia nyatakan sebagai tindakan dengan berdasar pada staatno-
                  odrecht atau hukum keselamatan negara dalam keadaan bahaya yang
                  luar biasa. Melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959 tercapailah secara garis
                  besar gagasan Soekarno dalam Konsepsi Presiden yang ia nyatakan
                  dua tahun sebelumnya, yakni pada 1957. Berikut salinan dekrit tersebut:






































                    dpr.go.id                                                                              143
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155