Page 157 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 157
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
Penetapan presiden tersebut kemudian disusul dengan pemben-
tukan DPR baru yang dikenal dengan Dewan Perwakilan Rakyat Go-
tong-Royong (DPR-GR) melalui Penetapan Presiden Nomor 4 Tahun
1960. Dengan dibubarkannya DPR hasil Pemilu 1955, semakin kokoh
kekuasaan eksekutif khususnya Soekarno sebagai presiden.
DPR Gotong-Royong selesai disusun pada 24
Juni 1960. Sejak saat itu DPR 1959 secara res-
Anggota DPR-GR mi diganti. Pemantapan komposisi DPR-GR
dilakukan di Istana Tampaksiring, Bali, dengan
yang ditunjuk oleh mengundang para ketua tiga partai besar,
Presiden Soekarno yaitu PNI, NU, dan PKI, serta Kolonel Wiluyo
Puspoyudo yang mewakili TNI-AD. Para anggo-
tidak lagi berdasarkan ta DPR-GR itu dilantik pada 25 Juni 1960. Para
perimbangan kekuatan anggota DPR-GR yang ditunjuk oleh Presiden
Soekarno tidak lagi berdasarkan perimbangan
partai atau organisasi kekuatan partai atau organisasi dalam Pemilu
dalam Pemilu 1955, 1955, tetapi berdasarkan lima golongan, yakni
nasionalis, Islam, komunis, Kristen-Katolik, dan
tetapi berdasarkan golongan fungsional. Dengan demikian, ang-
lima golongan, yakni gota DPR-GR terdiri atas dua kelompok besar,
yakni partai dan golongan fungsional.
nasionalis, Islam,
komunis, Kristen- Anggota DPR-GR yang terdiri dari 283 orang
itu memiliki komposisi sebagai berikut.
Katolik, dan golongan Wakil-wakil partai berjumlah 130 orang, di
fungsional. antaranya yang penting ialah 44 orang bera-
sal dari PNI, 34 orang berasal dari NU, dan 30
orang berasal dari PKI. Sementara itu, Masyumi
dan PSI tidak memperoleh kursi dalam DPR
yang baru.
Dengan melihat komposisi wakil-wakil partai tersebut, dapat
terlihat bahwa Soekarno sedang mengupayakan persatuan antara
nasionalisme, Islam, dan Marxisme, suatu kehendak yang sudah ia
inginkan sejak 1926.Komposisi wakil-wakil partai yang demikian itu
kemudian dikenal dengan nama doktrin Nasakom (Nasionalisme,
Agama, Komunisme). Kemudian, 153 kursi diberikan kepada golongan
fungsional seperti Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara,
Kepolisian Negara, buruh, tani, tokoh Islam, pemuda, dan cendekiawan.
150