Page 188 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 188

WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA
                                                                                                         (1959-1966)




                  PENYEDERHANAAN PARTAI-PARTAI


                  POLITIK



                  Ide  atau  keinginan  penyederhanaan  partai  pertama  kali  dikemukakan  oleh

                  Presiden Soekarno dalam pidato Sumpah Pemuda di Yogyakarta pada 1956.







                  SOEKARNO menyatakan bahwa Maklumat X pemerintah yang dike-
                  luarkan pada November 1945 mengenai anjuran pembentukan partai
                  dapat dikatakan merupakan suatu kesalahan. Hal itu dinilainya men-
                  dorong terjadinya kehidupan saling mendahulukan kepentingan partai
                  sebagai konsekuensi dari kebijaksanaan sistem multipartai. Imbauan
                  ini terkait dengan rencana akan diadakannya pemilihan umum pada
                  Januari 1946, ketika Komite Nasional Pusat mulai terbentuk.

                  Realisasi penyederhanaan partai oleh Presiden Soekarno dipercepat
                  ketika menyaksikan hasil Pemilu 1955 yang memperlihatkan perilaku
                  partai yang saling mendahulukan dengan cara memaksakan kepen-
                  tingan  partainya  daripada  mengedepankan  kepentingan  masyarakat
                  pemilihnya dan negara.

                  Sebagai gambaran seberapa banyak peserta Pemilu 1955 dan bagai-
                  mana  karakteristik  hasilnya,  peserta  pemilu  anggota  DPR  diikuti  118
                  peserta terdiri dari 36 partai politik, 34 organisasi kemasyarakatan, dan
                  48 perorangan. Sedangkan peserta pemilu anggota Konstituante dii-
                  kuti 91 peserta yang terdiri dari 39 partai politik, 23 organisasi kema-
                  syarakatan, dan 29 perorangan.


                  Sementara itu, hasil Pemilu 1955 untuk anggota Dewan Konstituante
                  yang  dilakukan  pada  15  Desember  1955,  jumlah  kursi  anggota  De-
                  wan Konstituante yang dipilih sebanyak 520, tetapi di Irian Barat yang
                  memiliki jatah 6 kursi tidak ada pemilihan. Jadi, jumlah kursi yang di-
                  perebutkan hanya 514. Hasil pemilihan anggota Dewan Konstituante
                  menunjukkan bahwa PNI, NU, dan PKI meningkat dukungannya, se-
                  dangkan Masyumi, meskipun tetap menjadi pemenang kedua, pero-
                  lehan  suaranya  merosot  114.267  dibandingkan  suara  yang  diperoleh
                  dalam pemilihan anggota DPR.






                    dpr.go.id                                                                               181
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193