Page 43 - MAJALAH 102
P. 43

Ia  mengatakan  DPR  tengah  upaya-upaya memobilisasi petani  memfasilitasi dan membuka akses
            menggodok  Rancangan  Undang  supaya  memanfaatkan  program-        kepada  asuransi.  Lebih  dari  itu,
            Undang (RUU) Perlindungan dan  program pemerintah yang memang  pemerintah  akan  memberikan
            Pemberdayaan  Petani.  RUU  ini  selama ini sudah berjalan. Program  premi asuransi disesuaikan dengan
            nantinya akan membuat perbankan  itu diantaranya kredit ketahanan  kemampuan keuangan negara.
            khusus  yang  menangani  kredit  pangan dan energi, Kredit Usaha
            pertanian  dengan  persyaratan  Peternakan  Sapi  (KUPS),  Kredit     Asuransi ini termasuk meng-cover
            mudah.                            Usaha  Rakyat  (KUR),  bahkan  perubahan iklim sehingga ketika
                                              peraturan Bank Indonesia nomor  kemudian  terjadi  gagal  panen
              Dalam  Pasal  87  Rancangan  45 sudah mengalokasikan 5 sampai  resikonya akan ditanggung asuransi.
            Undang Undang (RUU) Perlindung-   20 persen dari masing-masing bank  Sedangkan  resiko  lain  seperti
            an dan Pemberdayaan Petani, lan-  umum yang ditujukan untuk usaha  kerusuhan atau dibakar akan diatur
            jutnya,  disebutkan  pembiayaan  kecil dan menengah termasuk di  melalui peraturan menteri.
            dalam perlindungan dan pember-    dalamnya pertanian.
            dayaan  petani  dilakukan  untuk                                      Politisi Partai Demokrat ini menya-
            mengembangkan usaha tani me-        “Bahkan, kami sudah membuka  takan yakin,  ini sebuah cara untuk
            la ui: bank bagi petani, lembaga  ruang kalau ada bank swasta yang  memotivasi petani sehingga lebih
              l
            perbankan yang ada, dan lembaga  berminat  membuka  unit  khusus  mempunyai keinginan usaha dan
            pembiayaan petani.                sejenis yang memang itu dikeluarkan  upaya lebih baik. Bahkan dengan
                                              pemerintah. Dengan  unit khusus  adanya  jaminan  gagal  panen
              Hal kedua terkait dengan pem-   itu pemerintah akan memfasilitasi  ini  petani  yang  tadinya  enggan
            ben tukan unit khusus di bank-bank  penyaluran terhadap program skim  menggarap tanah yang berisiko,
            pemerintah. Dalam salah satu pasal  pembiayaan yang dibiayai APBN,”  seperti  kemarau  atau  gangguan
            di UU ini mewajibkan pembentukan  ujar Herman.                      hama,  mereka akan all out, mem-
            unit khusus yang menangani bi-                                      buka lahan baru.
            dang  pertanian.  Unit  khusus  ini   Kedua adalah jaminan terhadap
            adalah lembaga yang dibentuk di  gagal panen. Resiko usaha di bidang-  Untuk para petani yang memiliki
            dalam bank-bank pemerintah atau  bidang lain seperti manufactur- rata-  lahan  sempit,  UU  mengatur
            unit  atau  bidang  tertentu  yang  rata sudah diasuransikan korporat  pemerintah wajib menyediakan  2
            akan  memberikan  kemudahan,  masing-masing. Resiko usaha yang  hektar, dan masyarakat diberi hak
            penyederhanaan aturan dan penya-  terjadi sudah mendapatkan asuransi  kelola, misalkan 25 tahun, 30 tahun,
            luran program.                    secara proporsional dan profesional  bahkan  50  tahun,  supaya  lahan
                                              karena  masuk  kategori  pruden  negara ini tidak beralih fungsi. Hal
              Pembentukan unit khusus inilah  (aman).                           ini didasarkan kepada kedaulatan
            yang kemudian akan mendorong                                        d a n   k e m a n d i r i a n   p a n g a n ,
                                                Namun  lanjutnya,  usaha  peta-  sesuai UU nomor 18 tahun 2012
                                                 ni sangat kultural semua dila-  tentang Pangan, dengan harapan
                                                    kukan  dengan  apa  ada-    masyarakat bisa mempertahankan
                                                     n y a   ( k o n v e n s i o n a l ),  lahan pertaniannya.
                                                      tradisional, tidak pernah
                                                       m e m p e r t i m b a n g k a n   Menurut  Herman,  RUU  ini
                                                       terhadap  hal-hal  yang  tinggal ketok palu saja. “Kita sudah
                                                       sifatnya  intelektual,  menyelesaikan  2  pasal  krusial,
                                                       konseptual.              asuransi petani dan pembiayaan
                                                                                untuk  petani.  Di  masa  sidang
                                                         Jaminan Perlindungan  berikutnya, hanya merapihkan di
                                                           terhadap gagal panen  tim  kecil,  merumuskan  melalui
                                                                 bukan semata-  tim perumus, dan mensinkronkan
                                                                   mat a  p e -  melalui tim sinkronisasi. Setelah
                                                                    m e r i t a h  itu  akan  masuk  ke  dalam  rapat
                                                                                panja,  lalu  rapat  Komisi  dengan
                                                                                Kementerian Pertanian dan institusi
                                                                                terkait.  Kita  ambil  keputusan
                                                                                tingkat I dan kemudian didorong di
                                                                                paripurna terdekat untuk diambil
                                                                                keputusan  tingkat  II,”  demikian
                                                                                Herman Khaeron. (as)





                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 102 TH. XLIII, 2013  43
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48