Page 59 - MAJALAH 70
P. 59

KUNJUNGAN KERJA

            PERLU TEROBOSAN ATASI LISTRIK




            DI KALTENG, MALUT DAN SULUT





            Pada reses masa persidangan II tahun 2008-2009 pertengahan Januari lalu Komisi VII DPR RI
            yang membidangi masalah Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Lingkungan Hidup dan
            Ristek, mengunjungi Pemerintah Provinsi  Kalimantan Barat (Pemprov Kalbar). Kunjungan
            kerja dimaksudkan untuk melihat langsung perkembangan pembangunan sekaligus
            menyerap aspirasi yang berkaitan dengan bidang tugas Komisi VII DPR.


                         ami    mengamati
                         dengan    seksama
                         bahwa      banyak
                         masalah      yang
            K dihadapi pada bidang
            ESDM, lingkungan hidup dan ristek
            seperti  pengolahan sampah,
            pertambangan serta kelistrikan. Terkait
            hal itu kita sangat berharap agar
            pemerintah daerah baik provinsi,
            kabupaten/kota mempelajari undang-
            undangnya,” kata Ketua Rombongan
            Tim Komisi VII DPR RI Bidang
            ESDM, Pertambangan dan Kelistrikan,
            Sonny Keraf (FPDIP) di Balai Petitih
            Senin, Pontianak, Kalbar baru-baru ini.
               Menurut Sonny Keraf, terkait
            permasalahan energi dan pertambangan
                                            Tim Kunker Komisi VII DPR RI meninjau pabrik pupuk PT. BSA di Singkawang. foto:
            ini, ada Undang-Undang (UU) yang
                                            Nita Juwita
            sudah membagi kewenangan sesuai
            dengan otonomi daerah, seperti izin yang
            dikeluarkan oleh provinsi, kewenangan  mempelajarinya dan terlibat aktif dengan  listrik harus menjadi prioritas
            izin yang dikeluarkan oleh pemkab/  Pempus untuk menyusun wilayah  pemerintah karena sifatnya yang vital.
            pemkot.                         pertambangan yang menjadi dasar untuk  Jika listrik bermasalah maka
               “Termasuk juga pemerintah baik di  pemberian-pemberian izin untuk jenis  perkembangan ekonomi, perdagangan,
            pusat maupun di daerah harus secara  mineral dan batu bara,” ungkapnya.  industri, investasi dan banyak sektor lain
            bersama-sama membuat apa yang      Dalam pertemuan itu juga, sejumlah  akan terhambat. Disarankan, lanjut Alvin
            disebut dalam UU tersebut sebagai  anggota Komisi  VII DPR RI    Lie, agar pemprov memikirkan untuk
            wilayah pertambangan,” jelas Sonny.  menyayangkan Provinsi Kalbar yang  mengundang pihak swasta untuk
               Dalam wilayah pertambangan itu,  masih kesulitan listrik, sementara  membangun pembangkit listrik di
            kata dia, disusun berdasarkan apa yang  provinsi ini banyak menyimpan sumber  Kalbar dengan kompensasi berupa
            dimiliki oleh pemerintah pusat (pempus)  energi yang melimpah.”Potensi  insentif tertentu.
            ataupun pemerintah daerah (pemda).  sumberdaya energi Kalbar tinggi, tetapi  Apalagi, kata Sonny Keraf, Komisi
            Untuk ini, Pemda sangat diberi ruang  tidak tergali tetapi kebutuhan listrik tak  VII sedang membahas RUU
            untuk terlibat dalam menyusun wilayah  tercukupi. Kebijakan pemprov dalam  Ketenagalistrikan. Diharapkan RUU ini
            pertambangan ini yang meliputi wilayah  penanganan energi dan sumberdaya  dapat menjawab permasalahan
            usaha   pertambangan,  wilayah  mineral perlu dievaluasi. Harus ada  ketenagalistrikan secara nasional dan
            pertambangan rakyat, dan wilayah  terobosan,” kata anggota Komisi VII  daerah di Indonesia.
            pencadangan nasional.           DPR RI (FBPD) Nizar Dahlan.        Menanggapi hal ini,    Wakil
               “Kami sangat berharap pada      Untuk itu,, kata  anggota Komisi VII  Gubernur Provinsi Kalbar, Christiandy
            kesempatan ini,  Pemda dapat    DPR dari FPAN Alvin Lie, persoalan  Sanjaya  mengatakan  bahwa


                                                                               PARLEMENTARIA TH. XL NO. 70  59
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64