Page 74 - MAJALAH 70
P. 74
SOROTAN
RUU Bidang Politik yang menjadi fokus politik yang kondusif baik di tingkat kompatibel dan memposisikan elite
penelitian, diawali dengan penentuan makro (nasional) maupun mikro (DPR). politik lebih otonom dalam proses
posisi politik subyektif fraksi-fraksi Ia berharap hal itu mampu menjamin pengambilan kebijakan politik.
sebagai perpanjangan tangan DPP partai terwujudnya suatu dinamika politik yang Pada Pemilu 2004, Idrus menilai
politik masing-masing. konstruktif dan responsif dalam upaya kewenangan partai terlalu kuat dalam
“Dapat dipahami, mengapa proses mewujudkan aspirasi reformasi penentuan Caleg. Pada Pemilu tersebut
politik di DPR lebih banyak dilakukan masyarakat dan rezim politik yang Caleg yang “duduk” di senayan ditentukan
di luar forum persidangan secara resmi demokratis. melalui nomor urut (proporsional).
mengingat yang terjadi adalah lobi dan Sebagai entitas yang memiliki posisi Menurutnya pada pemilu selanjutnya
barter politik,” ujarnya. dan peran penting dan strategis, elite perlu diarahkan pada pembaharuan
Forum persidangan secara resmi di politik dituntut mengutamakan kualitas sistem “suara terbanyak” sebagai syarat
DPR pada akhirnya cenderung menjadi setiap kinerjanya, demikian pula dengan utama terpilihnya caleg.
semacam rutinitas formal, karena integritas dan totalitas pengabdian dalam Implikasinya, elite politik akan lebih
keputusan politik telah ditentukan berpolitik untuk memperjuangkan cita- accountable dan responsif terhadap rakyat
sebelumnya. cita reformasi dan demokrasi yang pemilih (konstituen). Sebab dukungan
Fenomena demikian, tandas Idrus, berimplikasi positif bagi proses demokrasi konstituen menjadi sumber legitimasi
membuat harapan masyarakat atas peran dan kemajuan bangsa. politik utamanya. Secara khusus
optimal elite politik di DPR mewujudkan “Demokrasi yang terkonsolidasi dan diperlukan pula perubahan mendasar atas
demokrasi menjadi sirna. Elite politik efektif ditandai oleh terciptanya stabilitas perilaku elite politik dalam merespons
justru dipandang telah menghambat politik yang demokratis dan semakin aspirasi reformasi masyarakat demi
proses demokrasi. matangnya kedewasaan politik baik di mewujudkan rezim politik yang
“Sirnanya harapan masyarakat level elite maupun non elite,” ujarnya. demokratis.
ditandai dengan membesarnya Pembangunan sistem dan struktur “Perilaku para anggota DPR yang
ketidakpercayaan politik atas para elite politik yang demokratis mempersyaratkan pragmatis dan lebih mementingkan
politik DPR yang mengabaikan peluang adanya partai-partai dan kelembagaan kepentingan pribadi dan kelompok harus
berharga dalam mendekatkan antara politik yang sehat dan fungsional. Partai ditinggalkan,” tegasnya.
harapan dan kenyataan politik yang politik harus mampu memperkuat Karena menurutnya, perilaku politik
terjadi,” katanya. perspektif kelembagaan dengan pragmatis seperti itu akan mencederai
mengoptimalkan implementasi atas demokrasi. Dalam jangka panjang
asib Demokemokrrasiasi
N N N N Nasib Dasib Demokemokrrasiasi berbagai fungsi yang melekat pada dirinya. membawa implikasi yang buruk pada
asib D
asib Demokrasi
Masyarakat banyak menaruh harapan Adapun fungsi yang dimaksud adalah political fairness, sebab hal itu dapat
perkembangan demokrasi di Indonesia seperti fungsi sosialiasi dan pendidikan mendorong semua pihak untuk melakukan
setelah berakhirnya rezim Orde Baru. Era politik, pengkaderan, rekrutmen dan berbagai kecurangan dan kejahatan.
keterbukaan dan elite politik yang sirkulasi elite politik, fungsi segresi Fenomena semacam ini menjadi
berkualitas diharapkan mampu kepentingan politik, manajeman konflik tantangan yang harus diwaspadai dan
mewujudkan harapan yang telah lama politik, dan fungsi-fungsi positif lain diantisipasi oleh para elite politk dengan
dinanti. dalam memperkuat demokrasi. menumbuhkan kesadaran bahwa
Namun seiring waktu berjalan, Menurutnya, iklim demokrasi di demokrasi membutuhkan pengorbanan
harapan tersebut seakan “sirna”. Bila Indonesia harus ditumbuhkan dalam dan kesungguhan dalam berjuang.
perilaku elite politik tidak berubah dan internal partai, mulai dari proses Terhadap kualitas elite politk DPR
terus menerus melakukan hal-hal yang rekrutmen, pengkaderan dan regenerasi. periode 2004-2009, Idrus menilai belum
dapat menghambat demokratisasi maka Dengan begitu Calon Legislatif (caleg) banyak mengalami perubahan. Sebab,
masa depan demokrasi di Indonesia kian yang disodorkan memiliki kualitas yang dalam mengambil keputusan lebih
berwajah suram, akibat terabaikannya baik, penguatan civil society (pengawasan dominan mengutamakan kepentingan
peluang emas yang dimiliki para elite publik) dan ada perubahan mendasar pribadi dan kelompok.
politik untuk mewujudkan dan politisi itu sendiri. Hal ini bisa dilihat masih terjadinya
menjadikan demokrasi efektif serta negosiasi politik, kompromi, lobi, dan lain-
Ref
terwujudnya masyarakat sejahtera. Reforormasi Sistmasi Sistem Pem Parartaitai lain dalam menyusun sebuah UU. Tidak
Reformasi Sistem Partai
Ref
Reformasi Sistem Partai
or
em P
masi Sist
tai
ar
“Sinyalemen ini merupakan Dalam konteks yang lebih luas, Idrus banyak terjadi perdebatan konseptual.
peringatan serius bagi masa depan Marham yang juga Wakil Ketua Komisi Terkait masih banyaknya parpol yang
demokrasi dan NKRI,” katanya. II DPR yang membidangi politik dalam hanya memilih caleg atas dasar faktor
Untuk memperbaiki kualitas anggota negeri mengungkapkan adanya perhitungan popularitas, Idrus
Dewan, menurut Idrus, dibutuhkan suatu penciptaan suatu sistem dan struktur mengungkapakan jika Parpol merupakan
solusi dan langkah mendasar, politik yang demokratis, antara lain lembaga yang paling bertanggungjawab
komprehensif dan integratif dengan dengan mereformasi sistem kepartaian atas buruknya kualitas Dewan. Hal ini
menciptakan suatu sistem dan struktur dan sistem pemilu yang semakin harus dipertanggungjawabkan. n
74 PARLEMENTARIA TH. XL NO. 70