Page 12 - MAJALAH 101
P. 12

PROLOG




                 ari  sisi  perangkat  hukum,  tiga  RUU  telah    Sistem politik sehat
                 berhasil diselesaikan yakni RUU Pemilu, RUU
           DPenyelenggaraan Pemilu dan RUU Parpol. Tiga       Menanggapi system proporsional terbuka pemilu
          RUU lain yang mengatur kelembagaan hasil pemilu yaitu  mendatang, anggota Komisi II DPR Yasonna H. Laoly
          RUU Pilkada, RUU Pilpres dan RUU MPR, DPR, DPRD dan  mengatakan,  persaingan  antarparpol  dan  calon
          DPD (MD3) masih dalam proses pembahasan.          anggota legoslatif (caleg) akan semakin ketat. Sistem
                                                            proporsional terbuka dengan suara terbanyak akan
            Mencermati  perubahan dalam RUU Pemilu, sistem­  menciptakan kompetisi politik yang ketat, tidak saja di
          nya  sudah mengalami perubahan, dari proporsional  eksternal partai, tapi juga di internal partai.
          tertutup, kemudian menjadi proporsional terbuka,
          dengan berdasarkan suara terbanyak. “Ini merupakan   “Nah, saya kira ini langkah baik untuk mengkonsolidasi
          per kem bangan yang cukup penting dalam konteks  partai politik dan agar sistem politik kita tidak dipenuhi
          sistem pemilu kita, meskipun ada beberapa celah  partai­partai politik. Kita mengarah pada satu sistem
          yang mesti kita perbaiki lagi ke depan. Misalnya, untuk  perpolitikan  nasional  yang  semakin  sehat,”  tutur
          menjadi anggota DPR, ongkos politiknya sangat mahal,”  Yasonna. Penerapan parliamentary threshold menjadi
          ungkap pengamat politik Alfan Alfian.             3,5%, dari sebelumnya 2,5%, semakin mengukuhkan
                                                            kesesuaian sistem presidensial yang dianut konstitusi
                                                     l
           Adanya pemikiran untuk menserentakkan penye eng­  kita.
          garaan pemilu, sehingga lebih menghemat bia ya, ini juga
          gagasan­gagasan baru yang mesti diantisipasi ke depan.   “Kita melihat, seharusnya dalam sistem presidensial,
          Dari segi proses penyederhanaan sistem kepartaian  jumlah partai politik tidak terlalu banyak. Jadi, dengan
          12 partai nasional merupakan suatu perkembangan  rekayasa UU Pemilu dan Parpol, saya kira demokrasi kita
          yang signi fikan dalam proses penyederhanaan sistem  akan lebih sehat ke depan. Itu harapan saya dan kita
          kepartaian.                                       semua,” ungkap Yasonna. Hanya saja, memang, ada
                                                            ongkos politik yang harus dibayar dan itu sangat mahal.
           Semula 48 partai di tahun 1999, kemudian 24 partai,  Hingga saat ini belum ada aturan mainnya. Ongkos
          naik lagi jadi 38 partai di 2009, dan sekarang menjadi  yang mahal ini merupakan ekses dari penerapan sistem
          12 partai. Ini, kan, sudah merupakan perkembangan.  Pemilu.

                                                                                        Rekannya  dari  FPG
                                                                                       Azhar Romli mengatakan,
                                                                                       dengan  disahkannya
                                                                                       UU  Pemilu  yang  baru,
                                                                                       l e m b a g a   p a r l e m e n
                                                                                       diharapkan semakin kuat.
                                                                                       Keterwakilan  partai­
                                                                                       partai politik di DPR RI
                                                                                       semakin mengukuhkan
                                                                                       sistem presiden sial.

                                                                                        “Penguatan  kelem­
                                                                                       b a g a a n   p a r l e m e n
                                                                                       sangat diharap kan untuk
                                                                                       menopang  penguatan
                                                                                       sistem  presidensial.
                                                                                       Check  and  balances
                                                                                       antara  eksekutif  dan
                                                                                       legislatif harus berjalan.
                                                                                       Bahkan,  dengan  UU
                                                                                       No.8/2012  diharap ­
                                                                                       kan  dapat  merekrut
                                                                                       anggota­anggota  yang
                                                                                       berkualitas,” jelas Azhar.
          Secara faktual, ini perkembangan yang cukup bagus,
          karena tercipta satu desain politik yang memungkinkan    Anggota Fraksi Partai Golkar(F­PG) ini, melihat, sis­
          penyederhanaan politik itu terjadi tanpa harus melalui  tem proporsional terbuka dengan suara terbanyak
          rekayasa politik dari atas, seperti yang dilakukan Orde  merupakan keputusan politik yang sangat tepat saat
          Baru, yang memaksakan dari 10 parpol, menjadi 3  ini. Artinya, dengan sistem ini, kita ingin menempatkan
          orsospol, yaitu 2 parpol dan 1 Golkar.            kedaulatan rakyat pada tempatnya. Hanya saja menu­


          12  PARLEMENTARIA  EDISI 101 TH. XLIII, 2013
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17