Page 13 - MAJALAH 101
P. 13

3 kabupaten dalam satu dapil. Tentu saja ini menguras
                                                               ongkos politik yang sangat mahal.

                                                                  Lembaga Presiden Diperkuat

                                                                 Dalam RUU Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan
                                                               datang, diupayakan kelembagaan presiden menjadi
                                                               lebih kuat lewat penerapan sistem presidensial yang
                                                               konsisten. Presidential threshold tampaknya masih tetap
                                                               dipertahankan pada angka perolehan kursi 20% suara
                                                               di parlemen. Walau pun ada fraksi yang mengusulkan
                                                               lebih rendah, yaitu 3,5% sesuai perolehan parliamentary
                                                               threshold untuk mengusung kandidat presiden, UU
                                                               Pilpres dipastikan akan segera bisa diselesaikan.

                                                                 Azhar Romli  mengatakan, itu semua dalam rangka
                                                               komitmen kita membangun kelembagaan presiden yang
                                                               kuat dengan sistem presidensial.” Bila presiden terpilih
                                                               nanti dari suatu partai yang suaranya tidak signifikan
                                                               pada Pemilu, itu sangat rentan mengalami konflik
                                                               politik. Besar kemungkinan presidennya juga akan sulit
                                                               mengambil keputusan, karena selalu ditentang oleh
                                                               partai­partai besar di parlemen. Di sinilah pentingnya
            rut Azhar teknik penghitungan suara untuk penentuan  angka yang tinggi untuk presidential threshold.
            calon anggota legislatif (caleg) terpilih itu harus dihitung
            habis terlebih dahulu dalam satu daerah pemilihan    Ia mencontohkan, saat ini Presiden SBY saja masih
            (dapil) seperti diusulkan F­PG.                    kerap  digoyang  di  parlemen,  padahal  partainya
                                                               pemenang Pemilu dan telah membangun koalisi. Kita
              Saat ini RUU Pilpres sendiri masih di bahas di Badan  tidak bisa bayangkan kalau nanti juga muncul kandidat
            Legislasi (Baleg) DPR. Sempat ingin dibawa ke Rapat  presiden dari perseorangan, non partisan. Efektifitas
            Paripurna, namun ditunda. Masih dibutuhkan lobi  kerja lembaga kepresidenan dipastikan akan terus
            antar faksi untuk memuluskan jalannya pengesahan  terganggu. “Makanya, MK menolak gugatan seorang
            UU usulan inisiatif DPR ini. Setidaknya ada empat fraksi  presiden  dari  jalur  perseorangan.  Kalau  tidak  ada
            yang  menunda,  sehingga                                                  dukungan  dari  parlemen
            masih butuh waktu sedikit lagi                                            sangat susah bergerak,” kata
            untuk merampungkannya.                                                    Azhar.

              Ekses  dari  penerapan                                                   Terhadap profil dan kinerja
            sistem Pemilu dengan propor­                                              DPR  ke  depan,  pengamat
            sional terbuka adalah ongkos                                              politik Alfan Alfian mengaku
            atau  biaya  politik  dalam                                               tidak  sepenuhnya  optimis,
            kampanye Pemilu 2014 akan                                                 karena melihat system dan
            membengkak.  Antar  caleg                                                 prosesnya  dan  melihat
            dipastikan  saling  bersaing                                              pragmatisme transaksional
            ketat, tidak saja menyangkut                                              kemudian tidak optimalnya
            konsep  dan  program  yang                                                partai dalam perekrutan caleg
            ditawarkan, tapi juga dana                                                itu juga masih terjadi.
            besar yang harus dikeluarkan.
            Untuk  itu,  perlu  diatur  dalam  undang­undang     Pasalnya, sambung Alfan, waktunya sudah sangat
            tersendiri.                                        mepet sedang proses perekrutan caleg, publik tidak
                                                               sepenuhnya tahu sehingga prosesnya hampir sama
              Menurut Yasonna, sebetulnya ada keinginan dari  dengan  DPR  sebelumnya.  “Kalau  itu  yang  terjadi
            fraksinya untuk mengatur biaya politik yang terlalu  saya  tidak  sepenuhnya  optimis  pemilu  2014  akan
            tinggi ini dalam setiap Pemilu. Ongkos politik yang tinggi  menghasilkan DPR yang lebih baik dari pada anggota
            tidak saja membebani anggaran negara, tapi juga para  DPR sekarang,” ungkap Alfan menambahkan. (mh,mp, sf,
            caleg yang bertarung dalam Pemilu. Cara yang paling   ray) Foto: Doc/Parle.
            efektif mungkin memperkecil luasan daerah pemilihan
            (dapil). Selama ini, para caleg harus menguasai 2 sampai




                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 101 TH. XLIII, 2013  13
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18