Page 45 - MAJALAH 103
P. 45

LEGISLASI




            DPD Dinilai Berlebihan

            Terjemahkan Keputusan MK




            Pada 27 Maret 2013 lalu, dalam  sidang uji
            materi Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan
            permohonan Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
            terhadap UU Nomor  27 Tahun 2009 tentang MPR,
            DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) serta UU Nomor
            12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
            Perundang-undangan (UU P3). Khususnya, pasal-

            pasal soal lembaga yang berwenang mengajukan
            sekaligus membahas  suatu Rancangan Undang-
            Undang (RUU).



                   ima kewenangan yang digu­  soal pemekaran daerah, pengelolaan  ”Mahkamah menilai menempatkan
                   gat  DPD, yaitu : DPD diberi­  sumber  daya  alam,  dan  sumber  RUU  dari  DPD  sebagai  RUU  usul
              Lkan  kewenang an    dalam  daya ekonomi lainnya serta yang  DPD,  kemudian  dibahas  oleh
            mengajukan suatu RUU,  DPD ikut  berkaitan  dengan  perimbangan  Badan Legislasi DPR dan menjadi
            dalam pembahasan suatu RUU, RUU  keuangan pusat dan daerah sesuai  RUU  dari  DPR  adalah  ketentuan
            Usul DPD tetap menjadi RUU Usul  dengan pilihan dan kepentingan  yang mereduksi kewenangan DPD
            DPD walaupun telah dibahas di Ba­  DPD.                             untuk mengajukan RUU yang telah
            dan Legislasi DPR RI, dan DPD ikut                                  ditentukan dalam pasal 22D ayat (1)
            memberikan keputus an, serta  ket­                                  UUD 1945,” terang Akil.
            erlibatan DPD dalam penyusunan
            Program Legislasi Nasional (Proleg­                                   Atas putusan MK itu, kewenangan
            nas).                                                               DPD untuk membahas RUU telah
                                                                                diatur dengan tegas dalam pasal
              Dalam  amar  putusannya,  MK                                      22D ayat (2) UUD 1945. Penggunaan
            meng ang gap  UU    MD3  dan  UU                                    frasa ”ikut membahas” dalam pasal
            P3  mere duksi  atau  mengurangi                                    22D ayat (2) UUD 1945 disebabkan
            kewenangan DPD soal kewenangan                                      pasal 20 ayat (2) UUD 1945 telah
            mengajukan  RUU  sebagaimana                                        menentukan secara tegas bahwa
            yang ditentukan UUD 1945. Dengan                                    setiap  RUU  dibahas  oleh  DPR
            demikian, dua undang­undang itu                                     dan  presiden  untuk  mendapat
            harus dinyatakan inkonstitusional.                                  persetujuan bersama.
            ’’Mengabulkan per mohonan untuk
            sebagian,’’ kata Ketua MK, Mahfud                                     Menurut  Akil,  pembahasan
            M.D. saat membacakan putusan di                                     RUU harus melibatkan DPD sejak
            gedung MK.                                                          dimulai  di  tingkat  I  oleh  komisi
                                                Hakim MK M. Akil Mochtar meng­  atau  panitia  khusus  DPR.  Yaitu,
              Dalil kewenangan konstitusional  ata kan  bahwa  kata  ”dapat”  bisa  sejak  menyampaikan  pengantar
            DPD  tentang  pengajuan  RUU,  dimaknai  juga  sebagai  hak  dan  musyawarah,  mengajukan,  dan
            menurut MK, kata ”dapat” dalam  kewenangan sehingga sama dengan  membahas  daftar  inventaris
            pasal  22D  ayat  (1)  UUD  1945  hak dan kewenangan konstitusional  masalah (DIM) serta menyampaikan
            merupakan pilihan subjektif DPD  presiden  dalam  pasal  5  ayat  (1)  pendapat mini sebagai tahap akhir
            ”untuk  mengajukan”  atau  ”tidak  UUD 1945. Dengan demikian, DPD  dalam  pembahasan  di  tingkat  I.
            mengajukan” RUU yang berkaitan  mempunyai posisi dan kedudukan  Selanjutnya, DPD menyampaikan
            dengan  otonomi  daerah  dan  yang sama dengan DPR dan presiden  pendapat  pada  pembahasan
            hubungan pusat­daerah. Selain itu,  dalam  hal  mengajukan  RUU.  tingkat  II  dalam  rapat  paripurna


                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 103 TH. XLIII, 2013  45
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50