Page 60 - MAJALAH 103
P. 60
lain, Sang Ibu berharap agar Agus Rekha Mahendraswari lahir, disusul anak untuk hidup mandiri. Jika
mendapat istri seorang gadis jawa. pada 18 April 1997 anak dipercaya mereka ingin keluar atau hidup
untuk memiliki anak keempatnya jauh dari orangtuanya, maka kami
Jodoh datang disaat yang Rheinanda Kaniaswari. persilahkan, kebetulan setelah
tak terduga. Suatu saat, ketika masuk sebagai PNS saya membeli
Agus mengunjungi temannya Dalam hal pendidikan kepada rumah di bilangan Condet, Jakarta
di Semarang, disaat bersamaan anakanaknya, sudah pasti Agus Timur. Sementara rumah yang di
adik teman Agus itu membawa mengadopsi ajaran sang orangtua Rawamangun saya peruntukan
temannya juga bernama Ishta yaitu dengan pendidikan agama bagi anakanak kami yang ingin
Saraswati. Entah kenapa saat meli sebagai pendidikan dasar. Namun mencoba hidup mandiri jauh dari
hat Ishta yang seorang orangtuanya,” paparnya.
gadis Solo, Agus merasa
ada getarangetaran Tak berbeda dengan
yang belum pernah orangtua lainnya agus
ia rasa sebelumnya. berharap agar keempat
“A p a m u n g k i n i n i anaknya mengikuti
y a n g d i n a m a k a n jejaknya berkiprah di
cinta,”gumam Agus dunia politik. Namun
dalam hati ketika itu. keinginan tersebut tidak
lantas diamini sang buah
Gayung bersambut, hati. Anak pertama Agus,
Ishta pun merasakan Lintang Pramesti memilih
hal yang tak berbeda m e n g a m b i l k u l i a h
jauh dengan apa yang fakultas kedokteran gigi
dirasakan Agus. Singkat di Universitas Moestopo
cerita, kedua insan ini (Beragama). Namun
pun mendeklarasikan setelah gelar dokter
diri sebagai sepasang gigi diraihnya muncul
kekasih. Diakui Agus, saat keinginan dalam diri
itu sebenarnya ia ingin Lintang untuk mengikuti
segera meminang Ishta. Namun karena mereka hidup di jaman jejak sang ayah.
pertimbangan usia Ishta yang saat yang berbeda dengan dirinya
itu masih berusia 20 tahun, yang ketika kecil, maka pendidikan “Anak pertama saya awalnya dia
dirasa Agus masih cukup muda untuk agama yang diajarkan kepada belum berani masuk dunia politik,
membina rumahtangga. Terlebih anakanaknya pun berbeda, Agus namun lama kelamaan sambil
lagi Ishta juga belum lulus kuliah. tak meminta sang anak untuk mempelajari dari ayahnya dan juga
Dan ketika usia pendekatan mereka mengaji di surau. Melainkan cukup dari lingkungan akhirnya Lintang
satu tahun, dimana usia Ishta juga dengan menekankan untuk tidak membulatkan tekadnya untuk
memasuki usia 21 tahun, perbedaan meninggalkan sholat lima waktu masuk dalam dunia politik. Untuk
usia keduanya yang terpaut tujuh dan mengaji di dalam rumah sendiri. 2014 mendatang anak saya masuk
tahun tak menghalangi niat mereka Dengan memberikan contoh nyata dalam DCS di Dapil Jabar VI,”papar
untuk membangun rumah tangga seperti itu menurut Agus akan lebih Agus.
sakinah mawaddah warrahmah. bisa diterima oleh anakanaknya.
Kini bersamasama dengan sang
“Kebetulan saat itu orangtua Selain itu Agus juga mengajarkan anak, Agus bergotong royong untuk
Ishta sudah pindak ke Jakarta, jadi kepada anakanaknya untuk hidup kembali mengibarkan bendera parpol
kami tak berapa lama menjalani sederhana dan tidak boros. Ia bahkan yang telah membesarkan namanya
hubungan jarak jauh,”kata Agus. ikut melibatkan anakanaknya hingga saat ini. Bahkan ketika ia
ke dalam usaha foto copy dan sudah menggapai Kursi Wakil Ketua
Tepat tanggal 8 Januari 1984 percetakan yang telah dirintisnya Umum Partainya sekaligus sebagai
keduanya mengikrarkan diri menjadi sejak lama. Hal itu dimaksudkan agar Ketua Komisi X DPR RI namun iitu tak
sepasang suami istri. Setahun kemudian keempat anakanak mereka bisa berarti Agus dapat duduk tenang di
Ishta melahirkan anak pertama merasakan sulitnya mencari uang, menara gading. Lebih dari itu, lewat
mereka, 9 April 1985 yang kemudian hingga mereka kemudian dapat panggung politik lah Agus dapat
diberi nama Lintang Pramesti. Disusul menghargai rejeki yang diberikan berbuat,berkarya, membangun dan
dua tahun berikutnya, anak kedua Sang Khalik pada dirinya. membesarkan bangsa ini. (Ayu)
mereka Laser Narindro lahir. Dan pada
8 Januari 1992 anak ketiga mereka “Saya juga mengajarkan anak
60 PARLEMENTARIA EDISI 103 TH. XLIII, 2013