Page 58 - MAJALAH 104
P. 58
barulah komunikasi dengan kampungnya kian memprihatinkan. ruwetnya lagi, antara kampung
orangtua mulai lancar. Orangtua Akses air bersih masih tetap sulit Dewuk dan Wangkang sedang
sudah tidak marah lagi. Saya didapat oleh penduduk. Tampaknya, berkonflik, memperebutkan lahan
tunjukkan bahwa saya bisa. Saya belum ada yang mampu merubah tanah. Konflik itu sudah lama dan
suka kirim surat 6 bulan sekali bila wajah kampungnya menjadi lebih telah menelan korban jiwa termasuk
kebetulan ada teman yang pulang. baik. Laurens muda terus menguat- dari keluarga Laurens.
Orangtua dengar dari teman saya kan niat dan cita-citanya yang
bahwa saya sudah bekerja. Setelah sejak kecil sudah tertanam. Ia ingin Ini tantangan menarik buat
4 tahun baru saya pulang, setelah melihat penduduk di kampungnya Laurens. Ia datangi para sesepuh
saya mau menyelesaikan studi mudah mendapatkan air bersih adat di kampung Wangkang. Ia
sarjana. Orangtua sudah mau untuk mandi, minum, dan kebutuhan bicara dengan penuh hormat dan
menerima,” jelas mantan Ketua lainnya. damai. Kedatangannya disambut
Forum Pariwisata NTT ini. b aik . L aurens menjelaskan
Air, memang, sangat vital. Semen- gagasannya untuk mengairi dua
Empat tahun tinggal di Denpasar, tara ia harus kembali ke Denpasar kampung sekaligus. Kebetulan warga
mulailah ia merencanakan pulang untuk bekerja dan kuliah. Ia pun kampung Wangkang juga kesulitan
kampung. Awalnya seorang kawan pamit pada orangtua, adik-adiknya, air. Dendam dan permusuhan tak
dari kampungnya yang biasa dan warga kampung. Kembali ke boleh diwarisi pada anak cucu.
mengantarkan surat menyampaikan Denpasar membawa “PR” besar Saatnya berdamai dan mewarisi
pesan dari sang ayah agar ia segera bagaimana air bisa mengalir ke kebaikan yang bisa dinikmati warga
pulang kampung. Tibalah saatnya kampung halaman tercinta. Di dua kampung hingga generasi
bertemu denga sang ayah, setelah Denpasar ia kembali pada rutinitas mendatang.
sebelumnya sering berkomunikasi hariannya, bekerja dan kuliah.
lewat surat. Saat pulang kampung, Gagasan cemerlang Laurens
pemuda Laurens sedang berada di Memasuki tahun 1991, pemuda disambut gembira. Para sesepuh
puncak karir pekerjaan dan tinggal Laures sudah merampungkan adat di kampung Wangkang
selangkah lagi menyelesaikan kuliahnya dan baru diwisuda pada mempersilakan Laurens menggali
kuliah. 1992. Setahun kemudian, Laurens sumber mata air untuk mengairi 2
menikah. “Setelah menikah saya kampung. Semua warga di kampung
Tahun 1990. Hari sudah ditentukan. tetap berpikir bagaimana mengurus Dewuk dan Wangkang dikerahkan
Hati sudah mantap. Pertemuan anak air bersih. Tahun 1995 saya mulai bekerja menggali dan memasang
dan ayah yang terpisah selama 4 memasukkan air bersih ke kampung pipa-pipa panjang menuju 2
tahun tinggal menunggu kenyataan. saya walaupun masih kecil. Kami kampung. Kerja keras selama 2
Laurens pun pulang kampung. Tiba menggunakan pipa dari sumber minggu akhirnya berhasil mengairi
di rumahnya, ia langsung menatap air yang berjarak 5 km dengan 2 kampung yang selama bertahun-
sang ayah. Keduanya langsung biaya sendiri. Kemudian saya minta tahun konflik.
saling memeluk erat. Air mata tak swadaya orang-orang kampung
tertahankan berderai membasahi untuk bekerja. Kami mengerjakan Air adalah sumber kehidupan.
pipi. Rindu terobati. Keduanya saling itu sekitar 2 minggu supaya air bisa Karena air, dendam dan permusuhan
meminta maaf. Inilah pertemuan jalan.” mereda. Airlah yang mendamaikan
yang penuh kasih sayang, penuh warga 2 kampung. Semuanya
maaf, dan penuh haru. Untuk mengairi kampung Dewuk, karena andil besar seorang Laurens
tempat tinggal Laurens bukan Bahang Dama. Cita-cita yang
“Ketemu pertama kali dengan perkara mudah. Tidak saja butuh dana pernah digantungkan setinggi
orangtua, menangislah kami besar, tapi juga sumber mata airnya langit akhirnya menjadi kenyataan.
seperti ada yang meninggal saja. ada di kampung tetangga bernama Bahkan lebih dari itu, Laurens juga
Yang tadinya marah, karena Wangkang yang jaraknya 5 km. Dan berhasil mendamaikan warga dua
tidak menuruti kemauan mereka,
akhirnya mereka bangga. Ternyata Air adalah sumber kehidupan. Karena
saya bisa sukses. Dari sisi itu, orang
tua sangat menghormati saya.
Dia minta maaf, saya juga minta air, dendam dan permusuhan mereda.
maaf,” kata mantan distric manager
Star Air, Kupang ini, menceritakan Airlah yang mendamaikan warga dua
pertemuan mengharukan itu.
kampung. Semuanya karena andil besar
Berhasil Menyalurkan Air Bersih
seorang Laurens Bahang Dama.
Saat pulang kampung, ia melihat
58 PARLEMENTARIA EDISI 104 TH. XLIII, 2013