Page 74 - MAJALAH 65
P. 74
LIPUTAN KHUSUS
Menagih
SPMB Gratis
Oleh: Dr Irwan Prayitno, Psi, MSc. /
Ketua Komisi X DPR
Kontroversi pelaksanaan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) yang membuat 41
perguruan tinggi negeri (PTN) menyatakan keluar dari Perhimpunan SPMB membuat kita prihatin.
ni menunjukkan betapa kondisi pendidikan tinggi kita samping itu,terdapat disparitas mutu yang tinggi di antara 2.800
masih buruk dalam manajemen dan belum institusi pendidikan tinggi negeri dan swasta yang ada di Indonesia
sepenuhnya otonom. Kisruh SPMB ini betul-betul saat ini. Dosen di perguruan tinggi yang memenuhi kualifikasi S-
telah mencoreng dunia pendidikan kita, khususnya 2/S-3 sesuai dengan ketentuan UU No 14/2005 tentang Guru
Ipendidikan tinggi. Padahal mestinya pendidikan tinggi dan Dosen pada 2007 ternyata baru mencapai 50,64%. Mutu
dikelola secara lebih profesional, transparan, dan dengan sistem kelas dunia pendidikan tinggi kita juga belum membanggakan.
terbuka.Karena ia gudang para intelektual dan cerdik pandai. Menurut survei Times Higer Education terhadap perguruan
Karena itu, kita berharap peran dan tanggung jawab tinggi di seluruh dunia pada 2007, Indonesia baru berhasil
pemerintah untuk mencari jalan keluar yang adil dan transparan. mencapai peringkat 395 yang disumbangkan oleh Universitas
Sebab, jika persoalan ini terus berlarut akan merugikan calon Indonesia yang memiliki 202 program studi. Institut Teknologi
mahasiswa baru dan menghambat hak masyarakat dalam Bandung yang memiliki 100 program studi berada pada peringkat
mengakses pendidikan tinggi. 369. Universitas Gadjah Mada yang memiliki 218 program studi
Pendidikan tinggi di negara-negara maju seperti Australia, berada di peringkat 360.
Kanada, Amerika, atau Inggris, bahkan juga Malaysia sudah tidak Sementara Universitas Diponegoro, Universitas Airlangga,dan
lagi menggunakan model seperti SPMB di Indonesia untuk Institut Pertanian Bogor baru mencapai peringkat 401-500. Ini
menjaring mahasiswanya. Pendaftaran mahasiswa ditangani menunjukkan betapa masih tertinggalnya pendidikan tinggi kita
langsung oleh tiap perguruan tinggi secara otonom sesuai dengan dalam tataran persaingan global. Bahkan amat disayangkan pula
standar yang ditetapkan. Sungguh sangat jauh berbeda dengan jika ada anggapan bahwa saat ini telah terjadi kemacetan dalam
kondisi di Indonesia. proses pembelajaran di perguruan tinggi.
Pendidikan tinggi hanya memberi teori yang berhenti sebagai
Realitas Pendidikan Tinggi informasi.Pendidikan tinggi kita juga belum meningkatkan
Di tengah kekisruhan penanganan SPMB tersebut, kita kualitasnya secara ideal. Relevansi pendidikan tinggi dengan
prihatin dengan kondisi pendidikan tinggi di Indonesia. Data kebutuhan dunia industri dan masyarakat luas masih
Depdiknas tahun 2007 menyebutkan bahwa angka partisipasi dipertanyakan. Efisiensi penyelenggaraan pendidikan tinggi pun
kasar di pendidikan tinggi masih sangat kecil,yakni baru hanya masih mencari solusi terbaiknya.
mencapai 17,25%.
Hal ini memang mengalami sedikit kenaikan dari 16,70% SPMB Gratis
pada 2006, 15,57% pada 2005, dan 14,62% pada 2004. Di Dalam realitas dan kondisi pendidikan tinggi kita yang masih
74 PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 65