Page 13 - MAJALAH 213
P. 13

LAPORAN  UT AMA







            BLT-BBM Tak Efektif               Juli 2022 telah mencapai 4,94 persen   pasti sangat kesulitan untuk bisa
            sebagai Kompensasi                yoy. Dari jumlah tersebut komponen   hidup dengan hanya Rp500 ribuan
                                              makanan mencatatkan inflasi yang   per bulan. Oleh karena itu, pemerintah
               Anggota Komisi VIII DPR RI     sangat tinggi, mencapai 11,47 persen   seharusnya fokus dan serius
            Hidayat Nur Wahid mengatakan BLT-  yoy. Hal ini tentu akan semakin parah   menjaga kestabilan harga-harga
            BBM yang dikucurkan pemerintah    jika nantinya terjadi kenaikan harga   agar masyarakat  mampu bertahan
            sebesar Rp24,17 triliun tidak akan   bahan bakar minyak.           hidup layak, bukan justru memberikan
            cukup untuk menutupi kebutuhan       Sementara pemerintah berdalih   pelipur lara dengan bansos yang
            rakyat sebagai dampak dari kenaikan   bahwa BBM hanya dikonsumsi oleh   berdurasi hanya 4 bulan dan rawan
            harga-harga atau inflasi yang dialami   masyarakat mampu juga cenderung   tidak tepat sasaran. Sementara tidak
            oleh masyarakat.                  bias. Karena standar mampu yang   ada jaminan bahwa setelah 4 bulan
               Apalagi, bansos hanya diberikan   ditetapkan dalam Garis Kemiskinan   bansos akan berlanjut, atau harga
            kepada sebagian kelompok          hanyalah berpendapatan Rp505     BBM kembali turun ke harga sebelum
            masyarakat saja dengan jumlah     ribu per orang per bulan. Garis   dinaikkan,” lanjutnya.
            dan jangka waktu terbatas,                                            HNW mempertanyakan kepada
            sementara inflasi dan kenaikan harga                               Kemensos dan Kemenkeu terkait
            berlangsung terus menerus dan                                      kebutuhan tambahan anggaran
            dampak negatifnya dirasakan oleh                                   perlindungan sosial tahun 2022
            masyarakat luas. Belum lagi masalah                                yang sudah dibahas bersama antara
            validitas data penerima manfaat yang                               Komisi VIII DPR RI dengan Menteri
            selama ini belum diperbaiki oleh                                   Sosial (6/6). Adapun kebutuhannya
            Kemensos dan disepakati dengan                                     sekitar Rp7,8 Triliun untuk membiayai
            Komisi VIII DPR, dan karenanya hal ini                             kekurangan anggaran program PKH
            masih terus jadi temuan di BPK.                                    bagi lansia, kekurangan anggaran
               “Peluncuran program bansos                                      bantuan penanganan korban bencana
            (BLT-BBM) secara sepihak itu ibarat                                alam, bencana sosial, dan non alam,
            pelipur lara sesaat dari potensi                                   tambahan program atensi bagi 4
            melonjaknya inflasi akibat rencana                                 juta anak yatim/piatu, dan biaya
            kenaikan harga BBM, yang akan                                      penyaluran PT POS Indonesia.
            berlanjut terus dan tidak hanya                                       “Ada bansos reguler dan
            berumur beberapa bulan saja. Mirip                                 keberpihakan pada anak yatim/
            seperti BLT minyak goreng yang                                     piatu senilai Rp7,8 Triliun yang
            kini durasinya sudah habis, padahal                                hingga kini tidak jelas pengalokasian
            standar harga minyak goreng tetap   peluncuran program             anggarannya. Tapi dalam kondisi
            lebih tinggi dari periode sebelumnya.                              seperti ini, pemerintah tiba-tiba
            Itulah realitas yang dihadapi      bansos secara sepihak           malah mampu menyiapkan bansos
            masyarakat tanpa mendapatkan BLT   itu ibarat pelipur lara         senilai Rp24,17 triliun tanpa melalui
            lagi dari Pemerintah,” jelasnya.   sesaat dari potensi             pembahasan sama sekali. Praktik ini
               Menurutnya, penetapan bansos                                    sangat mengecewakan para pihak
            senilai Rp24,17 triliun untuk 20,65   melonjaknya inflasi          yang berhak menerima manfaat,
            juta keluarga sangat terburu-buru.   akibat rencana                mengesampingkan peran DPR RI,
            Apalagi jika benar pendistribusiannya   kenaikan harga BBM         serta tidak memenuhi rasa keadilan,”
            langsung dilaksanakan oleh                                         ujarnya.
            Kemensos mulai 1 September                                            “Kalau Pemerintah belum bisa
                                               Hidayat Nur Wahid
            2022 atau hanya 3 hari setelah     Anggota  Komisi VIII DPR RI. FOTO: DOK/NVL  memenuhi semua kewajibannya
            pengumuman. Padahal, Kementerian                                   terhadap rakyat penerima manfaat,
            Sosial masih punya utang penjelasan                                mestinya pemerintah tidak menaikkan
            misalnya terkait temuan BPK soal   tersebut juga seharusnya dikoreksi   harga BBM. Meskipun dampaknya
            penyimpangan 2,5 persen dana      karena masih dibasiskan pada survei   coba dialihkan dengan pemberian
            bansos dan invalidnya sejumlah data   kebutuhan dasar tahun 2004.  bansos, tentu akan menambah beban
            penerima bansos di DTKS.             “Kebutuhan dasar hari ini dengan   jangka panjang yang dipikulkan
               HNW sapaan akrab Hidayat Nur   tahun 2004 tentu jauh berbeda, dan   terhadap rakyat secara umum,”
            Wahid menjelaskan, inflasi IHK pada   jika ditanyakan kepada masyarakat,   pungkasnya. l ria/es



                                                                          TH. 2022      EDISI 213      PARLEMENTARIA        13
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18